Tumbuh Subur Media Komunitas.
Dengan kebebasan berkomunikasi, siapa saja sekarang ini bisamelaporkan apa saja , yang dinginkan, dari yang dilihat, apakah itu opini, reportase sampai masalah privacy atau curhat, semua ini dapat disebarkan kepada yang lain. Kondisi ini jelas memunculkan nuansa kultural dan peta sosial, dan menjadi base perluasan tumbuh suburnya peluang dari segala sisi apakah itu ekonomi, pegiat-pegiat komunikasi.Kondisi ini juga muncul pesaing atau sebagai kompetitor sesama media, karena dihadapkan pada media pasar bebas. Kecenderungan pada tatanan persaingan global, seperti maraknya open source reporting, juga para blogger yang meramaikan berbagai isue.
Dengan kebebasan ini tidak bisa tidak, isue moralitas selalu menghantui wacana komunikasi yang sedang dibangun. Karena ruang media sudah terjajal oleh hukum bisnis, sepertinya berevolusi, saling mengarahkan pada karakter dan penyesuaian diri dengan gaya hidup yang semakin beragam, dan tak pernah tenggelam
Situasi yang begitu menakutkan kalau konsumen / user sudah tidak lagi membutuhkan produsen, banyak pabrik yang gulung tikar. Karena mainstream media menyatu dengan media Community Acsess Point (CAP), melalui internet masyarakat (RT/RW Net). Sebagai Apresiasi individu atau masyarakat pegiat komunikasi juga pembisnis dengan mudah mendapatkan informasi dengan kemasan maupun isi dari pasar media.
Bagaimanapun sangat bijaksana jika kita membangun hubungan jangka panjang dengan media. Tidak hanya untuk sesaat saja. Terutama berhadapan pada fungsi Public Relation (P.R) dimanapun kegiatannya selalu erat dengan media, akan menjadi alat efektif terutama dalam marketing mix. Jelas tanpa P.R penerapan konsep marketing mix akan pincang dalam kelembagaan atau organisasi. Dengan bahasa klasik akan meningkatkan citra kelembagaan, terutama masyarakat peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan
Oleh Nanan Sumarna.