Anggota Fortamas LIPI
BANDUNG,SUBANG DAN KARANGSAMBUNG

Media ini merupakan alat promosi usaha anda, bila anda ingin bergabung silahkan kirim e-mail pada :

fortamas.lipi.bdg@gmail.com

Jumat, 22 Februari 2008

Apakah Daerah Anda Aman dari Ancaman Tsunami ?

Oleh : Comaluddin

Cilacap merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang mempunyai resiko terkena bencana khususnya tsunami. Hal ini diakibatkan oleh letak geografis Kabupaten Cilacap yang berbatasan dengan samudera Indonesia, dimana pada samudera tersebut terdapat pertemuan antara lempeng benua dan lempeng samudera. Pada pertemuan kedua lempeng tersebut berpotensi menimbulkan gempa dan tsunami.

Pada tahun 2006 yang lalu pernah terjadi gempa dan tsunami, dimana pusat gempa berada di wilayah Pangandaran. Tsunami di Pangandaran ini mengakibatkan jatuhnya korban ratusan orang bahkan di Kabupaten Cilacap sendiri khususnya di Kecamatan Adipala dan Nusawungu juga merenggut korban puluhan orang. Ibukota kabupten relatif aman terhadap tsunami ini, hal ini diakibatkan kotanya terlidung oleh Pulau Nusakambangan.

Lingkungan penduduk di Kabupaten Cilacap mempunyai ciri khas yaitu sebagai petani dan nelayan tetapi dilain pihak adanya industri-industri yang dibangun di kabupaten ini sedikit banyak berpengaruh pada kehidupan masyarakatnya. Industri-industri khususnya industri besar seperti pabrik semen Holcim, kilang minyak pertamina, dibangun di dekat pantai di wilayah ibukota kabupaten sementara hampir di sepanjang pantainya hidup para nelayan yang kebanyakan masih tradisional.

Untuk mengurangi tingkat jatuhnya korban jiwa apabila terjadi bencana, maka harus ada upaya dari pemerintah khususnya pemerintah daerah. Pengurangan tingkat ini dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi wilayah-wilayah yang rawan bencana, memberikan pengetahuan bagi masyarakat tentang bencana dan cara menghindarinya dan juga cara dan tempat evakuasi apabila terjadi bencana. Penelitian yang dilakukan oleh Herryal dkk, 2007, telah membuat peta rawan bencana tsunami khusus daerah Kabupaten Cilacap.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Herryal dkk menggunakan questioner, dimana questioner tersebut dibagikan kepada responden sebanyak 1000 responden. Ke-1000 responden tersebut tersebar di 10 desa, dimana mencakup 5 kecamatan. Desa-desa dan kecamatan dimaksud adalah :

Kecamatan Adipala meliputi desa-desa Gombol Harjo, Bunton dan Adipala

Kecamatan Cilacap Selatan meliputi desa-desa Tegal Kamulyan, Cilacap dan Tegal Reja

Kecamatan Cilacap Tengah meliptui desa-desa Donan dan Gunung simping

Kecamatan Cilacap Utara meliputi desa-desa Mertasinga dan Gumilir

Desa-desa tersebut terletak dipinggir pantai atau berdekatan dengan sungai yang bermuara di laut, yang mana diperkirakan apabila terjadi tsunami desa-desa tersebut akan terkena dampaknya. Apabila dilihat dari jumlah penduduk, jumlah keluarga dan kepadatan penduduk dari masing-masing desa dan kecamatan dapat dilihat pada tabel 1 s/d tabel 4.

Tabel 1

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk di Kecamatan Cilacap Selatan dirinci menurut Kelurahan tahun 2005.

Kelurahan Village

Luas Wilayah (KM²)

Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk

(Jiwa/(KM²)

Tambakreja

1,560

22.280

14.282

Tegalreja

1,590

13.426

8.444

Sidakaya

1,310

12.036

9.188

Cilacap

1,710

15.904

9.301

Tegal Kamulyan

2,940

13.514

4.597

Jumlah

9,110

77.160

8.470

Sumber Cilacap Selatan dalam angka, 2005

Tabel 2

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk di kecamatan Cilacap Tengah dirinci menurut Kelurahan tahun 2005.

kelurahan Village

Luas Wilayah (KM²)

Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk

(Jiwa/(KM²)

Kutawaru

8,44

9.834

1.165

Lomanis

3,62

4.859

1.342

Donan

4,55

24.403

5.363

Sidanegara

3,38

30.204

8.936

Gunung Simping

2,17

14.286

6.583

Jumlah

22.16

83.586

3.772

Sumber : Cilacap Tengan dalam Angka, tahun 2005.

Tabel 3

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk di Kecamatan Cilacap Utara menurut Kelurahan tahun 2005.

Desa

Luas Wilayah

Jumlah

Kepadatan Penduduk

Village

[Km2]

Penduduk

(Jiwa/Km2]





Kebon Manis

1,99

10.117

5.084

Gumilir

3,36

13.687

4.074

Mertasinga

4,93

15.171

3.077

Tritih Kulon

5,03

16.025

3.186

Karang Talun

3,53

10.666

3.022

Jumlah

8,84

65.666

3.485

Sumber : Cilacap Utara dalam Angka, 2005.

Tabel 4

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk di Kecamatan Adipala menurut Kelurahan tahun 2005.

Desa

Luas Wilayah

Jumlah

Kepadatan Penduduk

Villages

[Km2]

Penduduk

[Jiwa/Km2]





Gombol Harjo

1,80

2.864

1.591

Wlahar

2,92

4.226

1.447

Bunton

5,02

5.469

1.089

Karanganyar

2,45

3.322

1.356

Karang Benda

4,49

2.669

594

Pedasong

1,88

1.762

937

Glempang Pasir

7,07

6.766

957

Welahan Wetan

5,82

5.899

1.014

Adiraja

5,04

5.623

1.116

Adireja Wetan

2,95

3.122

1.058

Adireja Kulon

1,33

1.462

1.099

Adipala

4,48

11.603

2.590

Penggalang

4,08

7.938

1.946

Karangsari

3,51

6.204

1.768

Kalikudi

3,81

5.874

1.542

Doplang

4,54

4.778

1.052

Jumlah

61,19

79.581

1.301

Sumber : Kecamatan Adipala dalam Angka, 2005

Tingkat kerentanan masing-masing desa yang dicirikan dengan warna, dimana warna merah menggambarkan tingkat kerentanan desa bersangkutan adalah tinggi, kuning menggambarkan sedang dan hijau adalah rendah. Untuk mengetahui tingkat kerentanan dari masing-masing desa yang diteliti dapat dilihat pada gambar 1.

Secara topografi daerah Kabupaten Cilacap, khsusunya di daerah ibukota kabupaten relatif datar dimana ketinggiannya tidak lebih dari 5 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan pengalaman tahun 2006 yang lalu dimana tinggi gelombang tsunami melebihi 3 meter dengan kecepatan yang relatif tinggi. Jadi apabila terjadi tsunami dengan pusat gempa di timur laut Cilacap, maka pada daerah perkotaan diperkirakan akan terendam. Mengingat jumlah penduduk dan juga industri yang banyak mempekerjakan karyawan terletak di daerah perkotaan, maka diperkirakan pada daerah ini akan banyak terjadi korban jiwa. Disamping itu juga tidak menutup kemungkinan terjadinya bahaya sekunder yang diakibatkan oleh rusaknya sarana yang ada di pabrik-pabrik tersebut. Dari bahaya sekunder ini selain dapat merenggut korban jiwa juga dapat mengakibatkan lumpuhnya perekonomian baik perekonomian lokal maupun nasional mengingat di daerah ini berdiri industri-industri strategis seperti pabrik semen, kilang minyak dan sebagainya.

Sumber : Herryal, dkk, 2007


Gambar Peta Kerentanan Daerah Kabupaten Cilacap

Untuk mengurangi jatuhnya korban, maka harus ada upaya dari pemerintah agar masyarakat lebih waspada. Salah satu caranya adalah dengan memberikan pendidikan (sosialisasi) kepada masyarakat khususnya pada daerah-daerah yang beresiko tinggi terhadap tsunami agar masyarakat mengetahui tanda-tanda tsunami, upaya-upaya yang harus dilakukan, sosialisasi tempat evakuasi dan juga rute evakuasi.

Mengingat di daerah Cilacap daerah yang tinggi ( lebih dari 10 meter di atas permukaan laut) hanya terdapat daerah sekitar lapangan terbang ”Tunggul Wulung”, dimana jarak lurus dari pantai sekitar 10 Km, maka perlu adanya sosialisasi tempat evakuasi ini. Jarak yang jauh ini rasanya akan sulit dijangkau oleh masyarkat apalagi dalam keadaan yang panik. Oleh karena itu perlu kiranya dibuat shelter-shelter yang berfungsi untuk menampung sementara para korban sebelum sampai pada titik evakuasi terakhir. Dari shelter-shelter ini korban dapat diangkut menggunakan kendaraan ke tempat yang lebih aman yang atelah ditentukan oleh pemerintah. Untuk keperluan ini telah dibuat usulan rute dan shelter-shelter yang harus disediakan seperti pada gambar 2.




Sumber: Herryal dkk, 2007

Gambar 2. Usulan Rute Evakuasi dan Shelter