Anggota Fortamas LIPI
BANDUNG,SUBANG DAN KARANGSAMBUNG

Media ini merupakan alat promosi usaha anda, bila anda ingin bergabung silahkan kirim e-mail pada :

fortamas.lipi.bdg@gmail.com

Sabtu, 29 Maret 2008

DEPKOMINFO BAGIKAN SOFTWARE GRATIS UNTUK BLOKIR SITUS PORNO

Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) mulai membagikan software (peranti lunak untuk komputer), guna memblokir laman (situs/website) porno. "Bagi mereka yang berminat, kami mulai membagikan software itu dalam acara di Kampus PENS ITS Surabaya, pada 29 Maret pukul 10.00 WIB," kata staf khusus Menkominfo, Sukemi kepada Antara di Surabaya, Jumat (28/3). Menurut staf khusus Menkominfo bidang komunikasi media itu, software tersebut akan dibagikan langsung oleh Menkominfo Mohammad Nuh dalam Sosialisasi UU Informatika dan Transaksi Elektronika. "Sosialisasi itu akan melibatkan 1.000 anak muda yang masuk dalam Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas) yang dikelola mahasiswa PENS ITS, untuk mengikuti pelatihan internet sehat," katanya. Alumnus ITS Surabaya itu mengemukakan, Menkominfo sendiri sudah menyiapkan langkah-langkah untuk memblokir laman-laman porno dalam beberapa pekan terakhir. "Secara kebetulan, UU ITE yang sudah disahkan DPR pada 25 Maret 2008 itu, juga mengatur soal situs-situs porno dan sanksi yang diberlakukan," katanya menegaskan. Ia mengatakan, Depkominfo tidak tahu kalau UU ITE juga mengatur soal laman-laman porno, tapi hal itu justru menjadi pendorong untuk mewujudkan rencana memblokir laman porno. "Pak Nuh sendiri sudah mensosialisasikan rencana itu kepada asosiasi warnet dan pemilik 'provider' dalam sebuah pertemuan di kantor Depkominfo di Jakarta' pada 27 Maret 2008," katanya menambahkan. Sebelumnya, Menkominfo Mohammad Nuh DEA menyatakan, pemerintah akan memblokir situs porno mulai April, dan diharapkan akan tuntas pada Mei mendatang. "Pengguna internet di Indonesia memang masih kecil dengan kisaran 25 juta orang, tapi Mei mendatang akan meroket, karena kami akan memberi fasilitas khusus untuk SMA/MA se-Indonesia," katanya usai menjadi khotib salat Jumat di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (21/3). Sumber: mediaindonesia.com

Diposting oleh Sugiono

Minggu, 16 Maret 2008

Penggiat Kawakan Olahraga Dirgantara

Herudi Kartowisastro, Penggiat Kawakan Olahraga Dirgantara

Jakarta - Korban tewas dalam peristiwa pesawat jatuh di Pamulang diduga adalah sang pilot, Herudi Kartowisastro. Siapa Herudi Kartowisastro?

Para penggiat dirgantara pasti mengenal dengan jelas sosok Herudi. Lulusan Fisika Teknik ITB ini adalah mantan Ketua Pusat Swayasa Pengurus Besar Federasi Aero Sport Indonesia (FASI). Berdua dengan adiknya, Hertriono Kartowisastro, mereka bahu-membahu memopulerkan olahraga yang membutuhkan nyali tinggi ini.

Majalah Angkasa No 12, September 1999 menulis, Herudi dan Hertriono menguasai segala macam olahraga dirgantara yakni aeromodelling, terbang layang, gantole, pesawat ultralight dan swayasa, dan paralayang.

Herudi yang dilahirkan tahun 1940 di Yogyakarta itu sudah bergiat di bidang kedirgantaraan sejak bersekolah di sebuah sekolah menengah atas di Yogyakarta tahun 1956-1957. Ketika berkuliah di ITB, kecintaan Herudi pada dunia dirgantara semakin mengental.

Herudi kemudian terjun di bidang terbang layang tahun 1963. Setelah puluhan tahun aktif, Herudi kemudian menduduki jabatan Ketua Pusat Pesawat Swayasa, sebuah anak olahraga dirgantara di bawah FASI.

Sembari menekuni hobi, karier Herudi sebagai pelayan negara juga terus menanjak. Tahun 1997, Herudi didapuk menjadi Ketua Badan Standarisasi Nasional. Kemudian Herudi menjadi Kepala Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP Iptek) Taman Mini Indonesia Indah. ( aba / nrl )

Berita diambil dari : detik.com

Diposting : oleh Sugiono

Selasa, 11 Maret 2008

DEPKOMINFO – I G A D D KERJA SAMA PENGEMBANGAN INTERNET

Depkominfo bersama dengan IGADD (Investor Group Against Digital Divide) koalisi institusi dan akademisi yang bertujuan mengurangi kesenjangan teknologi akan membuat cetak biru (blue print) yang menargetkan 20 persen masyarakat Indonesia memanfaatkan internet berkecepatan tinggi pada 2012.

"Kita akan membuat `blue print` bersama Depkominfo untuk penetrasi akses `broadband` di Indonesia," kata Direktur Institute for Democratiozation and Sosialisation of Technology The Habibie Center (IDST THC) Ilham Akbar Habibie mewakili IGADD dalam jumpa pers yang didamping Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Muhammad Nuh di kantor Depkominfo Jakarta, Rabu.

Pembuatan cetak biru tersebut merupakan salah satu poin kerjsama IGADD dengan Depkominfo yang tertuang dalam nota kesepahaman bersama (MoU) yang ditandangani oleh Menkominfo dengan Ilham Habibie mewakili IGADD pada 6 Februari 2008 silam di Depkominfo

Ilham mengatakan kerjasama tersebut mempunyai target utama meningkatkan penetrasi akses internet pita lebar (broadband) berkecepatan tinggi di dari sekitar satu persen menajdi 20 persen pada 2012.

Ia menjelaskan upaya yang dilakukan bersama nantinya tidak hanya pada percepatan penetrasi pemakaian internet, tetapi juga terkait dengan tarif akses internet yang lebih terjangkau dan pemerataan akses internet ke daerah rural.

Ilham mengatakan IGADD juga ingin agar dapat mempromosikan potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)-nya dengan tidak hanya menjadi konsumen akan tetapi juga bisa menjadi produsen produk-produk TIK.

"Kita akan membentuk `link and match` dengan investor dari luar negeri untuk produk-produk dalam negeri atau produk yang mempunyai konten lokal tinggi. IGADD akan memfasilitasi untuk mencari peluang itu," kata Direktur IDST THC itu.

IGADD, lanjut putra mantan presiden BJ Habibie itu, tidak memperdulikan teknologi telekomunikasi yang digunakan, akan tetapi lebih memfokuskan pada tujuannya yaitu pengembangan infrastruktur dan aplikasi telekomunikasi yang mudah dan dapat mendorong masyarakat untuk maju.

Lebih lanjut kerjasama Depkominfo dan IGADD meliputi penyelenggaran riset, seminar dan penulisan laporan yang mempertimbangkan inovasi teknologi, finansial, dan kebijakan publik yang mampu menarik minat investor untuk mendukung tearget 20 persen masyarakat Indonesia pengguna pita lebar pada 2012.

IGADD maupun Depkominfo juga berencana melakukan aktivitas promosi atau publikasi yang bertujuan mendapat dukungan dari masyarakat secara keseluruhan, yang diharapkan dapat mendorong kepercayaan investor agar mendukung investasi di bidang telekomunikasi.

Sedangkan Menkominfo mendukung apa yang menjadi tujuan dari IGADD karena sesuai dengan tujuan dari departemennya yaitu mewujudkan masyarakat informasi yang sejahtera.

Nuh mengatakan pemerintah juga mendukung penggunaan berbagai macam teknologi telekomunikasi yang berkembang di dan juga mendukung pengembangan teknologi telekomunikasi dalam negeri seperti Wimax.

"Keragaman teknologi telekomunikasi sangat diperlukan, bukan hanya wimax, saja karena penduduk Indonesia sangat banyak," kata Menkominfo.

IGADD merupakan sebuah koalisi institusi dan akademisi yaitu IDST The Habibie Center, Institut Teknologi Bandung dan DigitalDivide.org yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan digital di Indonesia dengan strategi "Meaningful Broadband"

Untuk mencapai tujuan itu, ITB sebagai anggota IGADD akan memperkenalkan IGADD ke dunia pendidikan tinggi melalui Forum Rektor yang diselenggarakan pada 18 maret 2008, sedangkan DigitalDivide.org akan membangun situs komunitas interaktif untuk menjaring partisipasi mahasiswa dan alumni Indonesia dalam formulasi IGADD.

Sumber: antara.co.id

Diposting oleh Sugiono

Minggu, 02 Maret 2008

GREEN FESTIVAL

Irit Bahan Bakar dan Pemanasan

Jumat, 22 Februari 2008

Oleh Nawa Tunggal

Di tengah ketidakmampuan menjangkau teknologi tinggi, tindakan sebatas memodifikasi kendaraan supaya lebih irit bahan bakar fosil pun berarti turut andil dalam mengurangi percepatan pemanasan global. Teknologi sarana transportasi di negara maju sudah jauh berkembang dan kita di Indonesia masih jauh tertinggal.

Teknologi bahan bakar di negara-negara maju sudah sampai pada tingkat menggunakan bahan bakar hidrogen dengan limbah senyawa air murni. Air murni ini turut menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca—gas penyebab pemanasan global.

Saat ini para produsen otomotif sudah berusaha menyempurnakan tipe-tipe kendaraan agar semakin hemat dalam konsumsi bensin atau solar. Penggabungan atau hibrid dengan baterai penyimpan listrik juga sudah dilakukan.

Pada konteks mengurangi percepatan pemanasan global, pengganti bahan bakar minyak dari fosil dengan bahan bakar nabati terus diupayakan.

Namun, berpijak pada kenyataan bahwa sarana transportasi yang paling banyak digunakan masih memakai bahan bakar dari fosil—bensin dan solar—maka pengembangan teknologi penghemat bahan bakar fosil tidaklah berlebihan.

Pembakaran bahan bakar minyak dari fosil menghasilkan gas karbondioksida (CO2). Gas ini sudah tidak bisa lagi sekadar dimaknai sebagai salah satu polutan udara. Sebab, gas ini termasuk paling dominan dalam menimbulkan efek gas rumah kaca (GRK) yang terperangkap di lapisan troposfer atmosfer.

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang beranggotakan sekitar 3.000 ilmuwan dunia mencatat, konsentrasi CO2 di atmosfer menunjukkan laju percepatan paling tinggi setelah meninggalkan masa praindustri tahun 1900-an.

Data konsentrasi CO2 sebelum masa industri sebesar 278 parts per million/ppm dan pada tahun 2005 mencapai 379 ppm.

Selama 100 tahun terakhir (1906-2005), menurut IPCC, terjadi kenaikan temperatur permukaan bumi rata-rata sebesar 0,74° Celsius. Diproyeksikan, rata-rata kenaikan per dekade 0,2° Celsius.

Proyeksi IPCC itu tanpa menyertakan skenario pengurangan emisi GRK.

Radiasi matahari menembus lapisan atmosfer ke permukaan bumi, efek GRK mengubah gelombang pendek radiasi matahari menjadi gelombang yang lebih panjang. Gelombang panjang ini terhalang GRK sehingga tak dapat dipantulkan lagi ke luar angkasa sehingga menyebabkan permukaan bumi memanas. Fenomena memanasnya permukaan bumi ini disebut pemanasan global (global warming).

Akibat pemanasan global, IPCC menengarai, tutupan gletser (daratan salju) abad XX di belahan bumi utara sudah berkurang 7 persen. Gletser mencair dan permukaan laut pun meningkat 17 cm seabad terakhir.

Optimalisasi pembakaran

Pengurangan produksi CO2menjadi kunci mengatasi percepatan pemanasan global. Salah satu hal yang bisa mengurangi percepatan peningkatan temperatur permukaan bumi adalah dengan melakukan optimalisasi bahan bakar minyak dari fosil atau penghematan.

Salah satu teknologi penghematan bahan bakar fosil ini contohnya yang dikembangkan Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Instrumentasi (UPT BPI) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Peralatan yang diberi nama EFT (Electric Fuel Treatment) sudah diproduksi dan didaftarkan patennya dan sudah diekspor ke Malaysia dan Singapura.

”Optimalisasi pembakaran dengan EFT mampu mengurangi emisi atau gas buang pada kendaraan sebesar 15 persen,” kata perekayasa EFT, Hariyadi, dari UPT BPI LIPI yang berkantor di Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/2). Menurut dia, EFT yang diciptakan pada 2004 itu menggunakan prinsip intervensi bahan bakar dengan frekuensi dari metode Larmor. Frekuensi ini mampu meresonansi unsur C (carbon) dan H (hidrogen) yang mengalir dari tangki menuju ruang pembakaran di karburator.

Kandungan C dan H yang sudah terpengaruh frekuensi itu memungkinkan terjadi optimalisasi pembakaran. Hasil uji coba menunjukkan sekitar 15 persen emisi gas buang berkurang akibat pembakaran lebih sempurna.

Dari optimalisasi pembakaran, mesin semakin efisien. Dari hasil uji coba sepeda motor Honda Supra saat dipasang EFT seharga Rp 150.000, dapat menjangkau jarak 62 kilometer (km) dari sebelumnya tanpa EFT hanya mencapai 50 km.

Uji coba juga dilakukan pada mobil Honda Grand Civic berdaya jangkau 11 km/lt, setelah dipasang EFT menjadi 16 km/lt. Uji coba lainnya, pada mobil Isuzu Panther dengan bahan bakar solar, ketika dipasang EFT dapat menempuh 14 km. Saat tanpa EFT jenis mobil yang sama hanya bisa menjangkau 10 km/lt. Tambahan tenaga mencapai 3,6 tenaga kuda (HP).

Kota Jakarta dengan kondisi sistem transportasi yang makin macet dan makin semrawut, kini seraya menunggu perbaikan Pola Transportasi Makro dengan bus transjakarta atau monorel yang tak kunjung selesai, mungkin memodifikasi kendaraan pribadi supaya lebih irit menjadi solusinya. Setidaknya, ini bisa mengurangi percepatan pemanasan global....

Diambil dari : klikdiksos.blogspot.com/2008/02/green-festival, ditulis oleh Nawa Tunggal

Diposting oleh : Sugiono