Anggota Fortamas LIPI
BANDUNG,SUBANG DAN KARANGSAMBUNG

Media ini merupakan alat promosi usaha anda, bila anda ingin bergabung silahkan kirim e-mail pada :

fortamas.lipi.bdg@gmail.com

Jumat, 04 Januari 2008


Warga Cilengkrang Kembangkan Akses Data Curah Hujan "On-line"

[BANDUNG] Warga Cilengkrang dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan akses data dari sensor curah hujan secara on-line. Hasil pengukuran dari alat produksi LIPI dengan standar World Meteorological Organization (WMO) ini bisa diakses lewat situs yang dikembangkan oleh komunitas warga RT05/RW13, Desa Jatiendah, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa barat.

"Alamat situsnya www.rt-net-kapelima.com," kata Dhanang Widijawan, Ketua RT 05/RW 13, Desa Jatiendah, di Bandung, Kamis (27/12). Data curah hujan yang dihitung dengan alat tersebut dapat membantu Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) mengamati curah hujan secara langsung di daerahnya. Manfaat lainnya bisa diakses setiap waktu.

Kerja sama ini merupakan upaya dari empat pihak, LIPI, Kecamatan Cilengkrang, Politeknik Pos Indonesia, dan komunitas RT-Net-Kapelima.Com, yang mengembangkan jaringan internet di wilayah tempat tinggalnya.

Sugiono, juru bicara Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI mengatakan, kawasan tersebut dipilih sebagai tempat uji coba produknya karena sudah terakses dengan jaringan internet. "Sebelumnya, data-data curah hujan belum bisa diakses secara real time (langsung)," katanya.

Dengan adanya sensor curah hujan tersebut, pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengetahui banyaknya curah hujan yang terjadi setiap waktu. Data curah hujan yang dihasilkan secara otomatis dari sensor tersebut bisa dikirimkan langsung secara on-line melalui jaringan internet.

LIPI sudah memasang alat serupa di Cirata, Bili-bili. Tapi, alat yang sudah terpasang itu masih menggunakan radio telemetring buatan Jepang. "Peranti lunaknya buatan Indonesia. Sekarang kami mengujicoba produk sendiri," kata Sugiono.

Dia berharap, akses data secara on-line ini bisa membantu lembaga seperti Departemen Pekerjaan Umum (PU) dan juga Departemen Pertanian.

Dicontohkan, bila curah hujan di satu daerah melebihi 50 milimeter per harinya maka Departemen PU bisa memperkirakan seperti apa level airnya di daerah tersebut. Untuk Departemen Pertanian, data curah hujan bisa membantu dalam penentuan jenis tanaman dan masa tanam yang paling baik. Ini memang harus jadi kerja sama terkait. Uji coba ini paling baik lima tahun untuk mengumpulkan datanya.

Kemampuan resapan air tanah, temperatur, kelembapan, dan angin bisa ditumpangkan pada alat ini. Sekarang baru mengukur curah hujan, katanya.

Keterlibatan komunitas RT-Net-Kapelima.Com, kata Dhanang, berawal dari kebutuhan akan informasi yang efisien dari masyarakat. "Kami menggunakan jasa operator internet untuk akses internet. Tapi itu dikembangkan oleh kami lewat manajemen jaringan, sehingga masyarakat yang lain bisa ikut mengakses internet," katanya.

Dia berharap ke depannya, masyarakat di sekitarnya tidak hanya mampu mengenal internet, tapi juga bisa mengembangkan layanan yang ada. Misalnya, belajar lewat dunia maya, membuat kartu tanda penduduk, dan kartu keluarga secara on-line.

"Kami juga ingin agar para petani di sini bisa memasarkan produknya secara on-line. Karena dengan jaringan yang ada, kita bisa juga menyaksikan siaran televisi, telepon, sampai mengirim pesan singkat dengan biaya yang lebih murah. Malah bisa gratis," katanya. [153]


Last modified: 28/12/07
Di posting oleh sugiono dari sumber Suara pembaharuan Daily

Tidak ada komentar: