Anggota Fortamas LIPI
BANDUNG,SUBANG DAN KARANGSAMBUNG

Media ini merupakan alat promosi usaha anda, bila anda ingin bergabung silahkan kirim e-mail pada :

fortamas.lipi.bdg@gmail.com

Sabtu, 01 Desember 2007

Tumbuh Subur Media Komunitas.

Dengan kebebasan berkomunikasi, siapa saja sekarang ini bisamelaporkan apa saja , yang dinginkan, dari yang dilihat, apakah itu opini, reportase sampai masalah privacy atau curhat, semua ini dapat disebarkan kepada yang lain. Kondisi ini jelas memunculkan nuansa kultural dan peta sosial, dan menjadi base perluasan tumbuh suburnya peluang dari segala sisi apakah itu ekonomi, pegiat-pegiat komunikasi.Kondisi ini juga muncul pesaing atau sebagai kompetitor sesama media, karena dihadapkan pada media pasar bebas. Kecenderungan pada tatanan persaingan global, seperti maraknya open source reporting, juga para blogger yang meramaikan berbagai isue.

Dengan kebebasan ini tidak bisa tidak, isue moralitas selalu menghantui wacana komunikasi yang sedang dibangun. Karena ruang media sudah terjajal oleh hukum bisnis, sepertinya berevolusi, saling mengarahkan pada karakter dan penyesuaian diri dengan gaya hidup yang semakin beragam, dan tak pernah tenggelam

Situasi yang begitu menakutkan kalau konsumen / user sudah tidak lagi membutuhkan produsen, banyak pabrik yang gulung tikar. Karena mainstream media menyatu dengan media Community Acsess Point (CAP), melalui internet masyarakat (RT/RW Net). Sebagai Apresiasi individu atau masyarakat pegiat komunikasi juga pembisnis dengan mudah mendapatkan informasi dengan kemasan maupun isi dari pasar media. Para pelaku komunikasi atau pegiat media dituntut tidak "gaptek" karena teknologi komunikasi terus berkembang pesat.

Bagaimanapun sangat bijaksana jika kita membangun hubungan jangka panjang dengan media. Tidak hanya untuk sesaat saja. Terutama berhadapan pada fungsi Public Relation (P.R) dimanapun kegiatannya selalu erat dengan media, akan menjadi alat efektif terutama dalam marketing mix. Jelas tanpa P.R penerapan konsep marketing mix akan pincang dalam kelembagaan atau organisasi. Dengan bahasa klasik akan meningkatkan citra kelembagaan, terutama masyarakat peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan meningkatkan kualitas partisipasi public untuk kepentingan Negara tercinta ini.

Oleh Nanan Sumarna.
Diposting oleh Ir.Sugiono

Jumat, 23 November 2007

PROTOTYPE MOBIL BERBAHAN BAKAR AIR BUATAN ISRAEL
Memproduksi Hidrogen di dalam Mobil Baru-baru ini, para peneliti kembali mengembangkan sebuah sistem unik yang dapat memproduksi hidrogen menggunakan logam yang mudah ditemukan, magnesium dan aluminium. Seng murni sudah lebih dulu dikembangkan untuk memisahkan hidrogen dari air dengan mengikat atom oksigen.Teknologi yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan Israel tersebut dapat mengatasi berbagai hambatan yang berhubungan dengan proses produksi, distribusi, dan penyimpanan hidrogen. Jika suatu saat dilempar ke pasaran, mobil yang memakai sistem tersebut dapat dijual dengan harga yang relatif sama dibandingkan mobil yang ada sekarang.Satu kelebihannya adalah bebas emisi gas buang.
Prototype Mobil berbahan bakar air buatan Perusahaan Israel didasari oleh semakin menipisnya cadangan minyak dunia yang menyebabkan naiknya harga, sehingga menyebabkan banyak pihak berusaha mencari sumber bahan bakar alternatif sebagai sumber energi di sektor otomotif. Sebelumnya, peneliti Israel dari Weizzmann Istitute menawarkan teknologi pemrosesan seng murni untuk menghasilkan hidrogen dari air menggunakan energi matahari yang murah.
Solusi berbeda inilah yang dikembangkan sebuah perusahaan Israel Engineuity berupa sistem yang ditanam di dalam mobil. Amnon Yogev, salah satu pendirinya, adalah profesor dari Weizzmann Institute. Ia menunjukkan bahwa metode tersebut dapat digunakan untuk memproduksi hidrogen secara kontinyu dan uap bertekanan konstan yang dibutuhkan mobil.
Metode ini juga dapat digunakan untuk menghasilkan hidrogen untuk fuel cell dan berbagai aplikasi lain yang membutuhkan hidrogen dan uap.
Mobil hidrogen yang dikembangkan Engineuity menggunakan logam magnesium dan aluminium dalam bentuk gulungan kawat panjang. Tanki gas di dalam mobil biasa akan diganti dengan piranti yang disebut pembakar logam dan uap (metal-steam combustor) yang akan memisahkan hidrogen dari air. Gagasan utama di balik teknologi ini begitu sederhana. Ujung gulungan logam dimasukkan ke dalam pembakar bersama-sama dengan air yang kemudian akan dibakar pada suhu tinggi. Atom logam akan mengikat oksigen dari air menghasilkan oksida logam. dengan demikian, molekul hidrogen bebas dan dikirim ke dalam mesin.Tentu saja sistem tersebut dilengkapi mekanisme penggulung kawat logam selama proses produksi bahan bakar. Selain itu, tersedia juga pengisap oksida logam yang akan mengumpulkannya ke dalam tabung. Oksida logam sebagai produk sampingan kemudian dikumpulkan dalam stasiun bahan bakar dan dapat didaur ulang untuk keperluan industri logam. Sistem yang dikembangkan ini lebih efisien dibandingkan solusi pemrosesan hidrogen lainnya. Uap panas yang dihasilkan dapat digunakan sehingga kinerjanya setangguh mobil konvensional. Hanya saja, mobil harus menanggung berat yang lebih besar agar bahan bakar yang digunakan dapat dipakai untuk jarak yang jauh. Agar mampu mencapai jarak yang sama dengan mobil berbahan bakar fosil, dibutuhkan gulungan kawat logam dengan berat tiga kali lipat lebih besar daripada tangki minyak. Sampai sekarang Engineuity mendapat program inkubasi dari Kepala Ilmuwan di Israel dan sedang mencari investor yang berminat untuk mendanai pengembangan prototipnya. Dari proposal yang disusun, kira-kira butuh tiga tahun untuk mengembangkan prototip tersebut. Karena tidak terlalu banyak modifikasi pada mesin, pembuatannya dapat dibuat dengan proses produksi yang dipakai industri otomotif sekarang. Dengan tidak perlu banyak tambahan investasi infrastruktur baru, harga jualnya diperkirakan dapat dipertahankan agar tidak jauh berbeda dengan mobil konvensional.Meskipun demikian, Engineuity tidak hanya akan memodifikasi mobil yang sudah ada tapi merencanakan juga untuk mendesain model mobil yang baru.
Dikutip Oleh Sugiono sumber dari Kompas

Selasa, 18 September 2007

MANFAAT IPTEK
ORANG AWAM BERKATA TEKNOLOGI YANG BERMANFAAT
BUAT KEMASLAHATAN UMAT

Kemajuan teknologi bukan berarti semuanya bermanfaat buat umat manusia, bila tidak dibarengi dengan keimanan, teknologi yang bagaimana dapat bermanfaat bagi umat. Pertanyaan seperti ini sering tercetus bagi para ilmuwan yang ingin membuat umat manusia sejahtera, tapi bagi ilmuwan lainnya yang terkadang muncul gagasan jahat, bagaimana caranya dapat menghancurkan umat demi kepentingan pribadi atau golongan, tanpa berpikir bahwa Allah Swt, menciptakan bumi dan langit ini hanya untuk dijaga dari kerusakan, dan dimanfaat sebaik mungkin untuk kemaslahatan sebagai sarana untuk beribadah pada yang Maha Pencita, Maha Mengetahui, Maha Menghitung. Dalam surat zalzala Allah berifirman “ Fama ya’mal mistqoo la dzarrotin khoeron yaroh, wamaya’mal mistqoo la dzarrotin syarron yaroh” amalan seseorang untuk kebaikan walapun sebesar atom (nuklir) akan Allah balas dengan yang lebih baik, tetapi sebaliknya bila perbuatan orang untuk kebatilan walaupun sebesar atom (nuklir) akan dibalas oleh Allah dalam bentuk adzab (lebih besar)”

Beberapa peristiwa sejak meletusnya Perang Dunia I dan II, berbagai teknologi telah diciptakan oleh manusia, tetapi sifatnya untuk membuat seuatu kehancuran umat. Contoh yang kita kenal dengan peristiwa dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan hirosima, betapa kehancuran itu melanda umat bangsa Jepang yang sedemikian kental adat istiadat ketimuran, kehancuran itu membuat Jepang bangkit dari dunia perang menjadi dunia damai, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi modern, sehingga Jepang dapat berdiri kokoh dan termasuk Negara yang disegani akan perkembangan teknologinya oleh dunia Barat.

Peristiwa terjadinya pembumi hangusuan Nagasaki dan Hirosima oleh Negara yang mengaku sebagai Negara Super Power, tidak membuat Jepang mandul dari pemanfaatan teknologi apapun termasuk teknologi Nuklir, baik itu bidang energi, kesehatan atau industri serta pertanian. Dari niat baik untuk menggali potensi energi yang membutuhkan jumlah sedikit, tetapi menghasilkan energi yang cukup besar dibandingkan dengan harus menggali sumber minyak bumi, atau batu bara. Dan yang patut dikagumi Negara tersebut hamparan daratannya tidak lepas dari potensi bencana gempa bumi, karena buminya mengandung resiko gunung aktif.
Mengapa Jepang berani memanfaatan teknologi Nuklir, karena bangsa Jepang yang terkenal dengan budayanya, dan tidak cengeng, dan sudah tahu bahwa teknologi apapun bila disalah gunakan membuat Negara akan hancur dan dia lebih paham akan ayat-ayat Allah Swt, yang sudah tersurat di dalam Al Qur’an (Subachanallah), tetapi bangsa kita yang sebagian umatnya menganut ajaran Islam, malah tidak memahami, bahkan berprinsip lebih baik mengali kekayaan alam seperti minyak bumi, batu bara, yang akan membuat dampak negative lebih besar dari pada dampak positifnya. Penggalian minyak bumi misalnya sebesar mungkin yang dijadikan sumber penghasilan Negara kita, mengapa harga bahan bakar tidak pernah turun bahkan cenderung bertambah mahal dan langka. Masyarakat pengguna minyak tanah saat ini sering menjerit karena kesulitan untuk memperoleh apa yang ia butuhkan hanya untuk keperluan memasak, belum lagi seandainya menyak itu ada harganyapun cukup tinggi. Karena minyak tanah jumlahnya terbatas, maka pemerintah berusaha mengalihkan dengan pemanfaatan teknologi LPG, berapa barel kandungan gas alam yang terkandung di dalam perut bumi ini, pertanyaannya akankah tersedia pada masa yang cukup panjang, atau nanti kita harus impor dari Negara lain.

Bangsa kita terlalu dinina bobokan oleh bangsa lain dengan nyanyian dan dongeng yang sugguh sangat mempengaruhi rasa kedewasaan dan kemandirian, mengakibatkan bangsa ini lebih banyak tertidur lelap dipangkuan ibu pertiwi. Rumah dimasuki penjarahpun sampai tidak tahu, coba hitung berapa kekayaan kita yang sudah berpindah tangan dan diboyong kenegara lain. Terutama para tenaga ahli kita yang disekolahkan ke luar, setelah selesai enggan pulang ke negeri yang terkenal makmur loh jinawi, aman tentrem, tata raharja. Dibalik itu sebagian anak bangsa juga masih banyak yang peduli, ini terbukti dengan kemajuan hasil teknologi yang berkaitan dengan ketahanan pangan bidang pertanian dan peternakan. Hasil litbang iptek nuklir berkembang cukup baik karena sudah menghasilkan 14 varietas padi Pemanfaatan hasil Teknologi Nuklir, yang sekarang dikenal yaitu padi varietas

Diah suci, Mira-1 di daerah Jawa Barat Kabupaten Bandung (Ciparay, Solokan Jeruk, Bojong Malaka dan sekitarnya), Kabupaten Subang (Pamanukan, Pusaka Negara, Patok Beusi dan sekitarnya), Kabupaten Karawang, Kab. Purwakarta, Kab. Cianjur, Kab. Cirebon, Kab. Ciamis, Kab. Garut. Selain itu di daerah Jawa Timur: Kab. Blitar, Malang, Nganjuk, Trenggalek, Tulungagung. Daerah Jawa Tengah Kab. Solo, Kab. Klaten, Kab. Brebes dll. Dan masih banyak daerah lainnya yang menanam padi hasil dari litbang iptek nuklir. Demikian pula bidang peternakan, untuk mangatasi kesulitan pakan dan untuk dapat mempercepat penggemukan berat badan, jumlah produksi susu peternak juga sudah merasakan hasil litbang iptek nuklir berupa suplemen pakan ternak, atau pakan ternak siap santap.
Mengapa kita anti Nuklir, kalau betul-betul kita rasakan bahwa nuklir itu lebih besar manfaatnya dari modaratnya.

Semoga kita segera lekas bangun dari tidur, dan segera gosok gigi, mandi pakai sabun wangi, berangkat mengaji dan mengkaji dengan kepala dingin dengan tidak menyalahi aturan Allah Swt.

Bandung, 18 September 2007
DHARSONO H.R.
Alamat Kantor: PTNBR – BATAN Jalan Tamansari 71 Bandung
Alamat Rumah : Komp. Guruminda D-23, Bandung, 40293
Jabatan : Pranata Humas Muda

Dipublikasikan oleh Sugiono

Kamis, 30 Agustus 2007

INFORMASI SUMBER SOLUSI

Seputaran tahun 1960-an dan saat ini, atmosfer organisasi saat ini telah berubah secara menakjubkan. Berbagai kekuatan arus telah memicu perubahan-perubahan tersebut. Seiring meningkatnya efek teknologi dan telekomunikasi yang telah berhasil “mengecilkan” ukuran dunia, pergerakan keragaman para pekerja (profesional) membawa nilai-nilai, perspektif dan ekspektansi yang berbeda di antara mereka (para pekerja). Kesadaran publik semakin lama semakin sensitif dan menuntut organisasi agar semakin profesial dan bertanggung jawab secara sosial. Seperti halnya negara-negara dunia ketiga, kita pun telah turut terlibat dalam persaingan pasar global dan melebarkan arena bagi aktivitas penjualan dan pelayanan. Organisasi pun akhirnya kini tidak hanya dituntut untuk bertanggung jawab kepada para stockholders (para pemegang saham) namun juga para stakeholders. Pada saat ini, dunia yang kita alami sudah sangat jauh berbeda dengan dunia yang kita alami sepuluh lima belas tahun yang lalu. Dunia ilmu juga tidak terlepas dari berbagai pengaruh ini. Terjadi perubahan Era, yang sekarang kita berada era informasi, bukan lagi era industrialisasi. Era dimana pemikiran linear yang bersifat mekanistik, yang menghasilkan kemajuan seperti yang kita alami saat ini, sudah mulai digoncang oleh hasil-hasil perkembangan ilmu yang baru, yang mendorong tumbuhnya suatu paradigma baru.
Sebagai hasil kekuatan perubahan di atas, organisasi didesak untuk mengadopsi “paradigma baru” atau melihat dunia saat ini secara lebih sensitif, fleksibel, dan mudah menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan para stakeholders. Banyak sudah organisasi yang telah melepaskan atau sedang melepaskan paradigma lama yang bersifat top-down, kaku, dan berstruktur hierarkis menuju pada bentuk-bentuk yang “organik” (fluid). Dengan perkataan lain, diperlukan mind set yang baru, baik dalam pemahaman maupun pengelolaan organisasi dan manusia yang ada di dalamnya.
Era industrialisasi dimulai dengan ditemukannya mesin uap oleh James Watt. Penemuan ini menyebabkan digantikannya tenaga manusia dengan tenaga mesin. Terjadi pemisahan antara manusia yang bekerja dengan alat produksi. Hal ini mendorong tumbuhnya pabrik-pabrik, dengan segala macam konsekuensi pengelolaannya. Mesin menjadi suatu alat utama dalam proses produksi untuk meningkatkan kesejahteraan. Pentingnya mesin ini merasuki semua aspek kehidupan manusia sehingga cara berpikir dan cara bertindak kita menjadi mekanistis. Metafora mesin menjadi suatu metafora yang dominan dalam era industrialisasi. Teknik-teknik pengelolaan yang dikembangkan dalam industrialisasi mengacu pada pandangan organisasi sebagai mesin dan memandang manusia sebagai salah satu bagian dari mesin (Morgan,G. 1998). Teknik-teknik manajemen yang berkembang dan mendominasi era industrialisasi dimulai dengan Scientific Management dari Taylor, yang berkembang lebih lanjut sesuai dengan tuntutan masyarakat antara lain Management by Objective [MBO], Management Science yang bersifat matematis untuk mengoptimalkan ”mesin” organisasi, Total Quality Management yang berusaha meningkatkan kualitas keluaran organisasi, Bussiness Process Reenginerring [BPR] yang menekankan pada penghilangan proses-proses produksi yang tidak memberikan nilai tambah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi.
Kata kunci yang dipegang dalam era ini adalah “efisiensi”. Teknik motivasi dan teknik kepemimpinan yang berkembang dan dikembangkan dalam era ini juga menganggap manusia sebagai bagian dari alat produksi. Manusia harus dirangsang oleh sesuatu yang dari luar, extrinsic motivation, untuk berperilaku sesuai dengan keinginan organisasi seperti tehnik motivasi yang dikemukakan oleh Vrom, Porter & Lawler, teori Equity dari Adam. Teori-teori dan teknik-teknik kepemimpinan yang berkembang di era ini pun bersifat behaviouristik, yang menganggap manusia itu makhluk yang pasif, yang bisa digerakkan untuk kepentingan tertentu–dalam hal ini kepentingan organisasi. Teknik-teknik kepemimpinan dalam mengelola sumberdaya manusia pada era ini berdasarkan pada dua sumbu utama, yaitu “sumbu tugas” dan “sumbu manusia”. Dimulai dari model Ohio, dan dikembangkan lebih lanjut oleh University Michigan, menghasilkan berbagai teori dan model kepemimpinan seperti Managerial Grid dari Blake & Mouton, Situational Leadership dari Hersey Blanchard, Path Goal theory dari House & Mitchel, Contingency theory-LPC dari Fiedler, ataupun teori kepemimpinan Vroom, Yetton & Jago yang semuanya lebih bersifat preskriptif (Daft, Richard L., 2002).

Era informasi yang sedang kita masuki sekarang ini mengharuskan kita melihat dan menanggapi organisasi secara lain, karena organisasi sekarang ini berada dalam situasi lingkungan yang berlainan, dengan tantangan dan kondisi yang berbeda dengan era industrialisasi. Perubahan- perubahan terutama dalam ilmu fisika mendorong suatu pemahaman baru tentang dunia yang kita alami, termasuk pemahaman tentang manusia yang ada dalam dunia. ”Adanya” manusia dan cara mengadanya mendapatkan pemaknaan secara berbeda dalam cahaya ilmu yang berubah. Perbedaan cara pandang, yang dikenal sebagai perubahan paradigma berpikir dalam memandang dunia dan manusia dapat dilihat dari tabel di berikut.
Era informasi ini juga merubah drivers organisasi. Kepemilikan modal, sumberdaya alam, tenaga kerja yang murah, mesin, dan teknologi tidak lagi menjamin bahwa organisasi akan mampu berkiprah dengan baik dalam suatu populasi organisasi. Era sekarang sangat mementingkan pemilikan dan penguasaan pengetahuan para anggota organisasi, sehingga driver utama bagi kelangsungan hidup organisasi adalah kepemilikan pengetahuan para anggotanya. Pengetahuan para anggota organisasi ini perlu dikelola lebih baik yang dikenal sebagai knowledge management. Nonaka membagi pengetahuan yang dimiliki organisasi menjadi dua yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Tugas para pengelola organisasi adalah menjadikan tacit knowledge yang dimiliki anggota anggotanya menjadi explicit knowledge yang dimiliki bersama. Organisasi dalam era ini membutuhkan knowledge workers. Untuk dapat survive, organisasi sebaiknya mengubah pola pengelolaan sumberdaya manusia dalam organisasi, karena knowledge ini dimiliki oleh para anggota organisasi, dan akan keluar bersama anggota tersebut kalau dia meninggalkan organisasi. Bukan seperti mesin yang tetap tinggal dalam organisasi meskipun operatornya keluar dari organisasi.
Era knowledge economy membutuhkan karyawan-karyawan dan organisasi yang mampu melakukan proses pembelajaran secara terus- menerus, sehingga organisasi mampu menyesuaikan diri secara terus- menerus. Pembelajaran dalam organisasi tidak saja merupakan pembelajaran dari feedback negatif–yang disebut Argyris sebagai single loop learning, melainkan suatu proses pembelajaran yang dikenal sebagai double loop learning. Proses ini akan menghasilkan suatu learning organization (Senge, P. 1990).
Saat ini para pemimpin atau manajer organisasi/instansi harus berhadapan dengan arus perubahan yang cepat dan terus-menerus. Para pimpinan/manajer harus bekerja dengan pengambilan keputusan yang vital yang tidak dapat mengacu pada arah-arah pengembangan di masa yang lalu. Teknik-teknik manajemen harus secara berkesinambungan memperhatikan perubahan di lingkungan dan organisasinya, mengukur perubahan dan mengelolanya. Mengelola perubahan tidak hanya berarti mengendalikan saja namun juga mengadaptasinya atau bahkan mengarahkan sebagaimana mestinya.
Tentu saja hal ini membuat para pimpinan/manajer tidak dapat menguasai seluruh pemecahan masalah atau sumber daya bagi setiap situasi. Manajer seyogyanya mulai mempertimbangkan dan lebih mendengar pada para pegawainya. Konsekuensinya, bentuk baru sebuah organisasi menjadi hal yang umum dilakukan seperti, worker-centered teams, self-organizing dan self designing teams, dan sebagainya.
( nanan sumarna )

Selasa, 07 Agustus 2007

ADA APA DENGAN CITRA

Oleh : Nanan Sumarna

Sebuah nama klasik yang selalu disebut-sebut dalam nuansa seremonial, apakah itu untuk suatu penghargaan seseorang yang berprestasi atau penilaian khusus terhadap komunitas tertentu. Yang disebut Citra.

Citra menjadi perbincangan dikalangan para praktisi kehumasan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di Bandung menggelar seminar bertemakan “ Komunikasi dalam Peningkatan Citra kantor Pemerintah “. Pada hari selasa 24 Juli 2007 bertempat di gedung BIT-LIPI Lantai. 2 Jl. Sangkuriang Bandung . Seminar ini dimotori oleh komunitas kehumasan LIPI, dihadiri para praktisi humas pada pemerintahan, BUMN/D, Departemen-departemen juga mahasiswa dan wartawan. Acara tersebut sangat menarik, mendapat sambutan hangat, karena pembicara begitu atraktif dengan para peserta seminar.

Pembicara kunci adalah DR. Dewi K. Sudarsono MS dengan bahasa lugas, tertata, penyampaian yang menarik, sesuai dengan judul yang diberikan yaitu “ komunikasi efektif “ yang lebih menarik lagi seraya tersenyum “ komunikasi itu adalah sarana penyampaian yang jitu, apakah itu gagasan atau ide tentunya dengan prilaku positif “ katanya. Dari Humas LIPI disampaikan Heni Rosmawati,Msi “ banyak permasalahan yang dihadapi oleh intitusi terutama di internal LIPI sendiri, begitu manfaatnya peranan media cetak dan elektronik untuk mendongkrak citra “ . Menurut presenter TVRI yang bekerja di bagian hubungan masyarakat Biro Kerja Sama dan Pemasyarakatan Iptek-LIPI. Sesuai dengan yang dibahas tentang “ Mencitrakan LIPI Lewat Media “ mendapat aplause dari para peserta seminar. Wacana dalam membangun citra LIPI berbasis komunikasi dan teknologi informasi, yang dibawakan oleh Suryani Made Subaliati, memberikan tatanan informasi detail dalam hubungan vertikal / horizontal dikalangan peneliti juga dengan luar peneliti untuk mewujudkan komunikasi yang solid. Pembicara dari Kebun Raya Bogor LIPI senantiasa membeberkan peranannya dalam peningkatan citra yang di bawakan oleh Ace Subarna.
Dalam rangka memperkuat infrastruktur teknologi informasi dan citra komunikasi dari panel diskusi menghasilkan suatu terobosan informasi untuk membangun dan meningkatkan citra di lingkungan kantor pemerintahan, merupakan masukan yang sangat berharga dalam menumbuhkan semangat kinerja yang lebih baik dan memberikan peranan pada tatanan yang lebih strategis dalam manajemen pemasyarakatan IPTEK juga pada manajemen pemerintahan.

Kegiatan seminar yang berkelanjutan ini tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan media, industri, dan masyarakat komunitas lainnya. Juga diselenggarakannya pelatihan-pelatihan dan rencana acara yang bersekala nasional. LIPI kawasan Sangkuriang Bandung menyediakan fasilitas gedung dengan parkir yang luas dan sarana lainnya. Seminar berkelanjutan ini di organisir oleh forum Komunikasi pranata Humas ( Fortamas ) - LIPI Bandung di kendalikan Mustari T.A dan Sugiono, juga melalui redaktur Nanan Sumarna dari Warta Fortamas, sebagai media kegiatan kehumasan. Informasi kegiatan fortamas dapat diakses melalui internet http://www.fortamas-lipi.bdg.blogspot.com atau e-mail : fortamas.lipi.bdg@gmail.com

Kamis, 26 Juli 2007

KOMUNIKASI EFEKTIF


Oleh : DR. Dewi K.Soedarsono MS

Komunikasi konon menjadi istilah yang paling sering diucapkan dan dilakukan oleh setiap orang, dari semua pengetahuan dan ketrampilan yang kita miliki menjadi tak berguna bila tidak ada komunikasi. Dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan apa yang di inginkan, dengan komunikasi pula kesalah pahaman dapat terjadi diantara mereka. Komunikasi, adalah proses penyampaian suatu ide/gagasan/pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara lisan maupun tak langsung. Pengertian di atas menunjukkan betapa kegiatan komunikasi penting bagi aktivitas kehidupan manusia. Bayangkan bila dalam suatu hari saja kita tidak berkomunikasi ?. Betapa sunyinya dunia ini. Dengan demikian, kegiatan komunikasi mendominasi setiap aspek kehidupan manusia, di rumah, di kantor, di jalan, dan dalam waktu yang tak terbatas. Jadi ber komunikasi itu mudah ? kalau mudah, mengapa kesalah pahaman sering timbul saat manusia menjalankan aktivitas komunikasi ? Kesalahan informasi mengenai keberadaan pesawat Adam Air, merupakan suatu contoh, bahwa miss communication dapat berakibat fatal bagi sebuah kebenaran dalam informasi.

Komunikasi Efektif dalam aktivitas individu dimaksud agar pesan - pesan maupun cara menyampaikannya mencapai sasaran. Istilah inilah yang sering dipergunakan oleh individu tak kala dalam interaksi antara individu tidak tercapai sesuai tujuan disebabkan komunikasi tidak efektif. Komunikasi efektif adalah komunikasi yang berhasil mencapai sasaran dengan feedback(respon) yang sesuai dengan tujuan individu berkomunikasi. Hal inilah yang disebut dengan kondisi komunikasi yang sukses(berhasil), melalui :

1. Perencanaan dan penyusunan pesan yang dapat menarik perhatian lawan bicara

2. Menggunakan bahasa maupun alat komunikasi yang mudah dipahami kedua pihak

3. Menggunakan timing yang tepat saat berkomunikasi

4. Merencanakan tujuan maupun sasaran yang sesuai dengan kebutuhan lawan bicara.

Komunikasi Efektif pada dasarnya sangat tergantung pada peran komunikator atau orang yang mengawali pembicaraan, dengan demikian seorang komunikator penting memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Kesiapan (preparedness)

2. Kesungguhan (seriousness)

3. Ketulusan (sincerity)

4. Kepercayaan (confidence)

5. Ketenangan (poise)

6. Keramahan (friendship)

7. Kesederhanaan (moderation)

Tehnik komunikasi persuasi

Komunikasi Persuasi (Persuasive communication) adalah salah satu tehnik berkomunikasi yang banyak dilakukan oleh kalangan yang bergerak di bidang jasa, pembicara, pengacara, polisi, psikolog, marketing, penyiar dan lain-lain. Tehnik komunikasi ini menjadi populer dipergunakan karena inti dari Komunikasi Persuasi ditujukan untuk mengubah perilaku, keyakinan dan sikap orang lain dengan sukarela tanpa paksaan, dilakukan dengan halus, luwes, mengandung sifat-sifat manusiawi. Selanjutnya, Komunikasi Persuasi akan efektif apabila pesan yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan individu, untuk itulah penting bagi komunikator sebelum melakukan komunikasi mengetahui benar-benar apa yang menjadi kebutuhan lawan bicaranya. Abraham Maslow seorang ahli psikologi mendeteksi ada 5(lima) kebutuhan yang dimiliki oleh manusia yaitu :

1. Kebutuhan phisik (Physiological Needs)

2. Kebutuhan akan keamanan (Safety Needs)

3. Kebutuhan kasih sayang (Love Needs)

4. Kebutuhan akan penghargaan (Esteem Needs)

5. Kebutuhan akan hakekat diri (Self Actualization Needs)

Tehnik Dalam Melakukan Kegiatan Komunikasi Persuasi

Setelah mengetahui apa yang menjadi kebutuhan lawan bicara, maka sebaiknya komunikator melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Merencanakan kira-kira apa yang hendak dicapai dalam kegiatan komunikasi tersebut ?

2. Siapakah yang akan diajak berkomunikasi ?

3. Dalam situasi dan kondisi yang bagaimanakah kegiatan dan orang yang akan berkomunikasi berlangsung ?

Setelah melakukan evaluasi terhadap situasi dan kondisi seperti diatas, maka berikut tehnik-tehnik yang dapat dipergunakan dalam kegiatan Komunikasi Persuasi, yaitu :

1. Cognitive Dissonance, Mengemas pesan komunikasi berdasarkan pengamatan maupun kebiasaan yang

seringkali atau umum dilakukan, meskipun hasil tersebut bertentangan dengan hati nurani.

2. Tehnik Pay Off Idea, Ialah usaha persuasi dengan memberikan reward (hadiah) atau penghargaan

3. Empathy, Yaitu menempatkan diri pada kondisi atau posisi lawan bicara.

4. Packing, Penyajian pesan komunikasi yang dilakukan sedemikian sehingga menarik perhatian lawan bicara

5. Red Herring, Tehnik mengelakkan argumentasi yang salah atau tidak dikuasai oleh komunikator

6. Tehnik Asosiasi, Yaitu menyampaikan suatu pesan dengan jalan menempelkan atau menggabungkan objek

yang sedang aktual atau menarik.

Hambatan terhadap berlangsungnya Komunikasi Persuasi

1. Noise

2. Semantic - factor

3. Interest

4. Motivation

5. Prejudice

Beberapa hal diatas merupakan salah satu cara yang perlu dilakukan oleh individu yang terlibat dalam kegiatan komunikasi, pada intinya Komunikasi Efektif dapat terlaksana bukan hanya tanggung jawab komunikator sebagai penyampai pesan, dengan kata lain untuk mengefektifkan kegiatan komunikasi, diperlukan pembicara yang efektif dalam menyampaikan pesan dan pendengar yang efektif dalam menerima pesan.

Di kutip oleh Ir.Sugiono, Fungsional Pranata Humas Muda, dari makalah DR. Dewi K. Soedarsono MS.

Dalam acara Seminar Kehumasan pada tanggal 24 Juli 2007, berlokasi di Korwil Bandung Jl. Sangkuriang Ged. 40 Lt.2, hasil kerjasama Korwil Fortamas LIPI Pusat Jakarta dengan Korwil Fortamas LIPI Bandung

Kamis, 19 Juli 2007

UNDANGAN SEMINAR KEHUMASAN

Forum Pranata Humas LIPI akan menyelenggaraan seminar kehumasan dalam rangka meningkatkan kemampuan SDM kehumasan dengan tema “Komunikasi dalam Peningkatan Citra Kantor Pemerintah”, yang akan diselenggarakan pada:

Hari, tanggal :Selasa, 24 Juli 2007

Tempat :Ruang Seminar Gedung 10 Komplek LIPI Bandung Jl. Sangkuriang Bandung 40135

Waktu :08.00 WIB s.d. selesai

Pembicara :

1. Dr. Dewi K. Soedarsono (Praktisi Humas)

2. Para Kandidat Pranata Humas LIPI Terbaik

Biaya :Rp 50.000,00 (Snack, Makan Siang, dan Sertifikat)

Pendaftaran terakhir Senin, 23 Juli 2007,

Contact Person: Hanif Fakhrurroja Telp. 022-2503053; HP. 0818647004 ;

email: hanifoza@gmail.com

Penguman ini sebagai undangan resmi untuk umum, mahasiswa, kepala dan staff Humas di lingkungan pemerintahan/lembaga/departemen dan BUMN/BUMND

PRANATA HUMAS AGAR BERINOVASI DAN PROFESIONAL DALAM MENJALANKAN TUGAS
Jakarta, 17/7/2007 (Kominfo-Newsroom) - Kepala Biro Kerjasama dan Pemasyarakatan IPTEK LIPI, Dr. Neni Sinta Wardani mengatakan, Pranata Humas (PH) agar ber inovatif dan Profesional dalam menjalankan tugas se hari-hari sebagai petugas Humas.
Pranata Humas juga diminta dapat memberikan penjelasan sesuatu hal yang baik dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang lain,"kata Neni pada pembukaan seminar Forum Pranata Humas(Fortamas) LIPI Jakarta, selasa (17/7).
Membangun kepribadian yang cerdas,inovatif, kompetitif dalam melaksanakan tugas kehumasan, diakuinya, memang sulit, tapi juga dinilai gampang.
Cerdas, artinya kalau gagal di satu tempat agar mencari peluang di tempat yang lain dalam arti positif, inovatif selalu mencari hal-hal yang baru untuk perbaikan metode yang sudah ada dan kompetitif mau berdaya saing dan tidak mudah terkalahkan, serta tidak mudah menyerah.
Sementara Kepala Bagian Humas LIPI, Murti Martoyo,MM selaku pembina harian Fortamas LIPI mengatakan, seminar tersebut dalam rangka HUT ke -40 LIPI, untuk memberikan wawasan kepada Pranata Humas di lingkungan LIPI.
Kegiatan tersebut akan diselenggarakan dua kali, yang pertama di Jakarta(17/7) dan kedua di Bandung pada tanggal 25 Juli 2007.
Kegiatan di Jakarta diikuti oleh PH dari satuan kerja yang ada di Jakarta, Serpong, Serpong, Cibinong, Bogor, Cibodas dan Bali, namun dari Bali tidak hadir, sedangkan untuk kegiatan di Bandung nanti akan diikuti oleh PH dari Bandung ,Subang, Kebumen dan Yogyakarta.
Dalam seminar di Jakarta tersebut, tampil tiga pembicara kandidat dari PH berprestasi, yang nantinya akan dipilih satu pranata humas berprestasi terbaik, masing-masing pranata humas tersebut adalah Sugiarti,Pranata Humas Muda dari Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, Mustari Tisna Amijaya,A.Md, Pranata Humas Pelaksana Lanjutan dari P2 Telimek - LIPI Bandung dan Ir. Sugiono Pranata Humas Muda, UPT BPI - LIPI Bandung.
Sedangkan kandidat dari PH berprestasi dari Jakarta nanti akan berpresentasi di Bandung. Jadi kegiatan ini sekaligus dua acara yang menjadi satu yaitu, satu seminar untuk memberikan wawasan kepada PH di lingkungan LIPI, disisi lain untuk memilih PH berprestasi di LIPI dalam kaitan HUT LIPI ke-40 ( T.Gs/toeb/c)
Info ini dikutip dari Kominfo-Newsroom, sugiono Bandung

Selasa, 03 Juli 2007

INTERNET MASUK DESA

Jumat, 15-Juni-2007, 16:59:27
Jakarta, Kominfo-Newsroom – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Muhammad Nuh menyatakan salah satu tugas utama dari Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) adalah untuk meningkatkan kemampuan mengakses informasi atau information access ability bagi masyarakat Indonesia.

''Tujuan dari information access ability adalah agar masyarakat umum bisa mengakses informasi yang ada,'' ujar Menkominfo dalam kunjungannya ke redaksi harian Rakyat Merdeka di Jakarta, Kamis (14/6) malam.

Menurutnya agar informasi itu bisa diakses oleh masyarakat umum, maka diperlukan beberapa hal diantaranya adalah ketersediaan infrastruktur, keterjangkauan harga, serta adanya transformasi sosial atau budaya dalam masyarakat..

Terkait dengan ketersediaan infrastruktur, ia menginformasikan bahwa pada saat ini tidak semua wilayah di Indonesia tersedia jaringan informasi.

''Di Indonesia pada saat ini terdapat 70.000 desa yang tersebar di seluruh Indonesia dan dari jumlah tersebut masih terdapat 38.000 desa yang masih belum terdapat jaringan informasi,'' katanya.

Tidak semua desa mendapat jaringan informasi terdapat di luar pulau Jawa, karena pada kenyataannya masih ada desa-desa di pulau Jawa yang belum terdapat jaringan informasi. Contohnya saja di Jawa Timur, disana masih terdapat 2.300 desa yang belum terdapat jaringan informasi.

Oleh karena itu, Menkominfo berharap agar pada tahun 2007 dan 2008 seluruh desa yang ada di Indonesia sudah dapat tersedia infrastruktur dasar untuk jaringan informasi.

''Saya menginginkan tidak hanya jaringan telepon saja yang dapat tersambung di desa-desa yang belum terdapat jaringan informasi tersebut, akan tetapi desa-desa tersebut akan dilengkapi dengan sistem internet agar bisa lebih diberdayakan sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat disana akan meningkat,'' tambahnya. (T.Yw/toeb./b)

Dikutip oleh Sugiono dari endonesia.com, Jum'at 15 Juni 2007

“TAHUN 2005 PRODUKSI SEPEDA MOTOR DITINGKATKAN”



Industri sepeda motor akan meningkatkan kapasitas produksi pada 2005 untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan yang diperkirakan terus terjadi hingga beberapa tahun ke depan. Saat ini, hampir seluruh pabrikan sepeda motor sudah melampaui kapasitas terpasangnya. Ketua Umum Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI), Ridwan Gunawan, mengatakan, sejak September hingga hingga Desember hampir seluruh pabrik sepeda motor khususnya anggota AISI sudah menerapkan waktu tujuh hari kerja dan tiga bagian waktu kerja (shift) sehingga memerlukan tambahan pabrik. Idealnya lima hari kerja dengan dua shift. Tapi pabrik terpaksa melakukan penambahan waktu kerja karena tingginya permintaan dalam negeri?, kata Ridwan usai memaparkan hasil uji publik untuk 10 merek sepeda motor yang dilakukan Ditjen Industri Logam, Metal, Elektronik dan Aneka (ILMEA) Depperin bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jakarta, kemarin. Tahun ini kapasitas terpasang seluruh pabrik motor anggota AISI rata-rata per bulan 3,8 juta unit dari 4,0 juta unit. Bila ditambah pabrikan non-AISI produksi motor mencapai 4,2 juta. Khusus untuk anggota AISI, produksi dan penjualan 2004 hampir seimbang dan hanya meninggalkan sedikit stok. Tahun ini peningkatan produksi mencapai 40 persen dari tahun lalu. Tahun ini di luar dugaan bias naik 40 persen karena kita berasumsi sebelumnya bakal ada Pemilu dan lain-lain ?, ungkap Ridwan. Anggota AISI seperti Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki sudah mempersiapkan untuk membuka pabrik batru. Pembanguan pabrik untuk menambah kapasitas produksi oleh anggota AISI, menurut Ridwan, baru terelasisasi 2005, dengan opersional penuh pada September atau Oktober.
Honda mulai mengoperasikan pabrik barunya di Cibitung Bekasi September 2005, bertujuan meningkatkan kapasitas produksi. Begitu pula dengan Yamaha diperkirakan awal 2006 membuat pabrik baru. Suzuki juga sudah mempersiapkan arealnya? paparnya sambil menambahkan diharapkan 2005 produksi dari anggota AISI bias mencapai 4,5 juta unit atau naik 20 persen dibandingkan tahun 2004. Lebih lanjut Ridwan mengatakan, diperkirakan permintaan sepeda motor sebagai alternatif kendaraan yang lebih mudah di dapat akan tetap tinggi untuk beberapa tahun ke depan. Diperkirakan, pasar tidak akan mengalami kejenuhan hingga tahun 2010. Kejenuhan pasar secara makro terjadi pada waktu kepadatn kepemilikan motor mendekati perbandingan penduduk dengan sepeda motor mencapai 4:1. Ini bias dibilang titik kejenuhan. Malaysia dan Thailand pasarnya sudah jenuh, Taiwan belum karena titik jenuhnya 1,8:1 ?, kata Ridwan. Di Indoensia sendiri saat ini perbandingan kepemilikan baru mencapai 10:1. Jadi masih ada peluang. Perbandingan mendekati 4:1 ini terindikasi bahwa telah tercipta kemakmuran sehingga konsumen mulai memikirkan pakai mobil ?, ujarnya. Sementara itu, Direktur Alat Angkut Darat dan Kedirgantaraan Ditjen ILMEA Depperin, Mohammad Setiono mengatakan, meningkatnya permintaan sepeda motor dalam negeri harus dibarengi pelayanan informasi mengenai kondisi dan performa seluruh merek sepeda motor. Untuk itu, pemerintah bekerjasama dengan AISI dan Lembaga Konsumen melakukan uji publik sepeda motor secara berkala. Kita sudah melakukan uji publik sejak 2002. tahun ini kita menguji 10 merek terakhir yang beredar di pasar dalam negeri. Total motor yang diuji di Balai Termodinamika, Motor dan Propulsi (BTMP) BPPT mencapai 61 merek ? kata Setiono. Hasil pengujian akan disosialisasikan kepada masyarakat sehingga masyarakat sebagai konsumen bias membedakan dan memilih sesuai klarifikasi masing-masing merek sepeda motor yang sudah diuji. Uji publik ini mencakup uji jalan, percepatan, jarak pengereman serta uji kerja dan ketahanan mesin. (CW-4).
Dikutip oleh Sugiono dari Sumber: Suara Karya 31/12/04 *rc

Senin, 25 Juni 2007

MENGAPA PERLU ISO ?

Dipresentasikan oleh: M. Ayu Indrakirana Amanda
Rabu, 17 April 2007 pada Pertemuan Bulanan Fortamas LIPI Bandung
di UPT BPI LIPI Gedung 30 Lt.2 Ruang Serbaguna



Pendahuluan


Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono optimistis bahwa tahun 2030 Indonesia termasuk dalam lima besar Ekonomi Dunia (Media Indonesia, Jumat 23 Maret 2007). Tahun 2025 Indonesia diprediksi masuk sebagai tujuh negara terbesar setelah China, Amerika Serikat, Uni Eropah, India, Jepang, dan Brazil dan pada tahun 2030 akan bergeser menjadi China, India, Amerika Serikat, Uni Eropah, Indonesia, Jepang, dan Brazil.

Dengan terbukanya pasar global tersebut, kita telah merasakan pengaruh berupa krisis moneter. Salah satu gejala globalisasi lain adalah internasionalisasi standar. Di Indonesia sudah akrab dikenal ada standar Sistem Manajemen Mutu (ISO 9000) dan sedang dikembangkan standar untuk Sistem Manajemen Lingkungan berupa ISO 14000. Penerapan kedua standar tersebut (yang dibuktikan dengan sertifikasi) sering menjadi senjata pasar untuk menilai kinerja suatu perusahaan, dan menekan perusahaan yang tidak menerapkannya.
Standarisasi industri jasa akan menjadi isu terhangat dalam dekade mendatang, karena sector jasa ini akan mendominasi 30 persen perdagangan dunia.

Kata kunci : standar, internasional, globalisasi


Nama dan Sejarah Dibentuknya ISO

Untuk suatu maksud yang sama bila menggunakan beberapa bahasa yang berbeda maka akan terjadi beberapa istilah yang berbeda, seperti misalnya dalam Bahasa Inggris disebut IOS (International Organization for Standardization, dalam bahasa Perancis disebut OIN, dari Organisation internationale de normalization). Karena perbedaan nama tersebut maka diputuskan menggunakan kata asal dari Yunani ISOS yang artinya “sama” . Maka di negara manapun, bahasa apapun, nama yang dipakai adalah ISO.

Standardisasi internasional dimulai dari bidang elektronika, yang dibentuk pada tahun 1906
yaitu IEC (International Electrotechnical Commission). Tahun 1926 dibentuk International Federation of the National Standardizing Associations (ISA), penekanan standarisasi pada ISA adalah teknik mesin, dan ini berakhir pada tahun 1942. Tahun 1946 delegasi dari 25 negara bertemu di London dan memutuskan membentuk suatu organisasi internasional yang akan “memfasilitasi koordinasi internasional dan unifikasi standar2 industri”. Organisasi baru tersebut bernama ISO berdiri pada tanggal 23 Februari 1947.

Sekarang ISO merupakan jaringan dari 157 negara atas dasar satu anggota per satu negara, dan pusat sekretariatnya terletak di Genewa, Swiss, yang bertugas mengkordinasikan sistem.

ISO adalah suatu organisasi non pemerintah. Seperti halnya dengan sistem Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menghimpun delegasi-delegasi dari pemerintah, maka ISO berfungsi menjembatani posisi antara sektor pemerintah dan swasta. Di satu pihak beberapa anggota adalah bagian dari pemerintahan di negara-negara mereka, di pihak lain anggota berasal dari sektor swasta yang sangat mendasar.


Mengapa Standarisasi Internasional diperlukan?

Standar memberikan kontribusi yang sangat besar dalam banyak aspek kehidupan kita. Sebagai contoh seorang pembeli/pengguna suatu produk. Dia akan sangat memperhatikan kualitas, keselamatan, tahan uji/reliable, efisiensi, dan apakah barang dapat ditukar, yang semuanya ini akan diharapkan akan memberikan keuntungan yang bernilai ekonomi.

ISO mengembangkan banyak standar di dunia. Walaupun pada prinsipnya ISO mengembangkan standar di bidang teknik, tetapi ISO juga membuat standar yang penting untuk bidang ekonomi, sosial.
Standar-standar internasional yang ISO dikembangkan sangat berguna. Standar-standar itu berguna untuk para industrial, organisasi-organisasi bisnis dari berbagai jenis, pemerintah dan badan-badan pengatur & pengawas, kantor-kantor dagang, supplier & pelanggan produk, pelayanan-pelayanan sektor publik dan swasta.

ISO standar membuat perdagangan antar negara menjadi lebih mudah dan bebas. Standar-standar yang disiapkan berupa teknik dasar peraturan-peraturan untuk kesehatan, keselamatan, dan aturan-aturan untuk lingkungan. Mereka juga mentransfer teknologi ke negara-negara berkembang.

Rencana strategi ISO tahun 2005-2010 menggarisbawahi visi global dari oganisasi tahun 2010, bersama dengan tujuh sasaran strategi untuk melihat apa yang diharapkan oleh anggota-anggota ISO dan para stakeholder.

Dalam bidang standar, saat ini ada dua gerakan yang berjalan paralel dan saling melengkapi, yaitu:
1. ISO 9000 : Gerakan mutu untuk memuaskan pelanggan.
2. ISO 14000 :Persyaratan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja terbaru.


Keuntungan dari Standar-Standar ISO

1.  Pelaku Bisnis
Adopsi yang tersebar luas dari standar-standar internasional artinya para supplier dapat mendasarkan produk dan pelayanan mereka kepada spesifikasi yang mereka dapat di dalam berbagai sektor. Ini artinya para pebisnis menggunakan standar internasional meningkat bebas untuk bersaing dengan banyak pasar di seluruh dunia.

2. Customer (pelanggan)
Kesesuaian teknologi di seluruh dunia yang dicapai atas produk-produk dan pelayanan-pelayanan didasarkan pada standar internasional akan meningkatkan untuk memperluas pilihan penawaran, dan mereka juga akan diuntungkan akibat-akibat persaingan antar supplier.

3. Pemerintah
Standar internasional menyediakan teknologi dan ilmu pengetahuan berdasarkan kesehatan, keselamatan, dan legislasi lingkungan.

4. Pembuat Kebijakan Perdagangan

  • Negosiasi atas pasar regional dengan global menimbulkan kekuatan baru.
  • Menciptakan “level playing field” untuk semua competitor pada pasar tersebut.
  • Menciptakan batasan teknis untuk perdagangan walaupun ada persetujuan politik yang menahan kuota impor dan sebangsanya.
5. Negara-negara berkembang
  • Memperoleh konsensus yang merupakan sumber penting untuk ketrampilan teknologi. (techno-logical know-how).
  • Mendapat keputusan/informasi yang benar kapan mereka kapan mereka menginvest sumber daya yang jarang sehingga dapat menghindari penghamburan biaya.
6. Pemakai (consumer)
Kecocokan dari produk dan pelayanan akin menjamin atas kualitas, keselamatan dan dapat dipercaya (reliable)

7. Siapapun (everyone)
Menjamin kualitas hidup secara umum dengan keyakinan bahwa transport, mesin, dan peralatan yang digunakan terjamin keselamatannya.

8. Planet tempat kita hidup
Standar internasional di udara, air dan tanah, kualitas dan emisi dari gas dan radiasi, dapat berperan serta untuk tetap menjaga lingkungan.


Mengapa Membuat ISO 9000 dan ISO 14000 secara Khusus?

ISO 9000 dan ISO 14000 adalah standar ISO yang dikenal secara luas. ISO 9000 sudah menjadi referensi internasional untuk kebutuhan kualitas di dalam transaksi suatu bisnis ke bisnis lain. Dan ISO 14000 akan membantu organisasi untuk siap menghadapi tantangan mengenai lingkungan.

Secara mayoritas standar-standar ISO merupakan produk-produk, material, atau proses khusus yang spesifik. Bagaimanapun standar-standar yang memiliki ISO 9000 dan ISO 14000 secara luas mempunyai reputasi yang disebut “generic management system standards”. Artinya juga diterapkan pada organisasi apapun, besar atau kecil, bisnis enterprise, administrasi negara, departemen pemerintah. “Generic” juga menunjukkan apakah organisasi itu melaksanakan atau tidak, bila ingin meningkatkan kualitas system managemen dan managemen lingkungan, maka ia akan menerapkan ISO 9000 dan ISO 14000.


Contoh-Contoh ISO 9000 dan ISO 14000

Pedoman khusus untuk penerapan ISO 9000
ISO 9000 dipersiapkan pada sektor jasa yang meliputi :

- Hotel
- Supermarket
- Pusat Pelayanan
- Penyalur Umum
- Akuntan
- Bank
- Restoran
- Dan lain-lain

Contoh : Hotel

 

ISO 9000 sangat memperhatikan kualitas manajemen. Artinya, organisasi itu betul-betul meningkatkan kenyamanan pelanggan dengan senantiasa menyiapkan keperluan-keperluan yang aplikable dan selalu meningkatkan penampilannya. Sedangkan ISO 14000 mengutamakan peduli pada manajemen lingkungan. Artinya organisasi ini betul-betul ingin meminimalkan akibat-akibat yang berbahaya yang disebabkan oleh aktivitas-aktivitas yang dilakukan, serta secara kontinu selalu memperbaiki penampilan lingkungan (environmental performance).

Pedoman khusus untuk penerapan ISO 14000 dipersiapkan pada manajemen lingkungan yang didasarkan pada standar BSI yang meliputi :
- Persyaratan lingkungan,
- Kesehatan dan keselamatan kerja


Contoh Manual Kesehatan dan Keselamatan Kerja



Aturan-aturan dari ISO standar bisa dari 4 halaman sampai beberapa ratus halaman. Sampai sekarang ISO sudah menerbitkan sekitar 16.000 standar internasional.


Kesimpulan

Membaca uraian di atas, dengan semakin memahami ISO khususnya ISO 9000 dan ISO 14000 diharapkan Indonesia khususnya kita sudah siap untuk membenahi diri agar dapat selalu menyesuaikan pekerjaan pelayanan jasa dan menjaga lingkungan sesuai dengan aturan-aturan standar internasional sehingga kerjasama secara global dapat dilaksanakan. Kesiapan ini tentunya akan menambah mitra kerjasama untuk menuju prospek yang lebih baik.


Daftar Pustaka

1. Brian Rothery, ISO 9000 & ISO 14000 untuk industri jasa
2. Internet

Senin, 14 Mei 2007

Memahami Fungsi dan Proses Humas

Dipresentasikan oleh: Dra. Ria Sumarni
Rabu, 17 April 2007 pada Pertemuan Bulanan Fortamas LIPI Bandung
di UPT BPI LIPI Gedung 30 Lt.2 Ruang Serbaguna


Pendahuluan

Humas atau Hubungan Masyarakat mempunyai peran sangat penting di dalam suatu organisasi. Di zaman globalisasi seperti ini dibutuhkan Humas yang bisa bekerjasama secara profesional dan bisa mengambil sikap pada saat saat genting.
Organisasi tidak selalu berjalan mulus dan nyaman untuk mencapai tujuannya, terkadang mengalami krisis sehingga mungkin saja organisasi akan berjalan tersendat sendat bahkan berhenti sama sekali. Salah satu tugas Humas adalah menjaga secara telaten hubungan komunikasi antara organisasi dengan publik publiknya dengan demikian kepercayaan dan dukungan publik bisa ditingkatkan.


Fungsi dan Proses Humas

Seorang petugas Humas tidak cukup dibekali dengaan kemampuan berkomunikasi untuk menyebarkan informasi dan menerima informasi, tapi juga harus mampu mencari solusi pemecahan setiap permasalahan yang timbul akibat dari kecenderungan maupun kebijakan organisasi terhadap publik-publiknya. Oleh sebab itu,  petugas Humas harus memahami fungsi dan proses Humas .

Salah satu fungsi Humas adalah menjalin komunikasi dengan publik-publik organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam konteks ini, tujuan organisasi dibantu pencapaiannya melalui Humas dengan cara meningkatkaan kepercayaan publik, menjaga atau memperbaiki prestise organisasi, mendeteksi dan menangani isu-isu yang berkembang dan mengatasi kesalahpahaman dan prasangka.

Hal penting yang perlu diperhatikan oleh Humas adalah hubungan antar pengetahuan, sikap, dan tindakan, yaitu hubungan yang dipengaruhi oleh faktor situasi, seperti:

  • Tingkat pengenalan atau masalah;
  • Tingkat kendala untuk mengenali masalah (Apakah organisasi mempresepsikan bahwa masalah atau isu itu berada di bawah kendali atau kemampuannya untuk melakukan sesuatu);
  • Adanya kriteria acuan ( pengetahuan pengalaman yang dimiliki );
  • Tingkat keterlibatan.
Dampak dari komunikasi yang dilakukan tidak saja terbatas pada level perilaku, tapi bisa saja pada level pengetahuan dan level sikap. Jenis komunikasi yang dilakukaan adalah komunikasi dua arah. Humas tidak saja berfungsi sebagai komunikator atau pemberi informasi, tapi juga harus dapat berfungsi sebagai pendengar yang bisa menyimak informasi yang berasal dari publik. Karena kita tidak saja akan mendapat umpan balik (Feed back ) dari publik, tapi lebih dari itu, kita akan mendapat masukan saran, pernyataan aspirasi, harapan bahkan kritik.

Dalam prosesnya Humas harus melalui beberapa Tahapan, di antaranya :

1. Tahap Pengumpulan Fakta
Humas dalam melakukan kebijakannya atau dalam menangani masalah tidak dilakukan secara asal-asalan, tapi harus didasarkan pada fakta- fakta.

2. Perumusan fakta
Dari data data yang dikumpulkan berdasarkan fakta, Humas kemudian melakukan perumusan permasalahan yang dihadapi organisasi dalam kaitannya dengan relasi-relasi dan komunikasi dengan publik organisasi.

3. Menyusun rencana dan perancangan program Humas
Yaitu, rencana yang terkait dengan komunikasi antar organisasi dengan publik, misalnya dengan mengkomunikasikan program organisasi. Ada baiknya publik diberitahu tentang langkah langkah yang dilakukan perusahaan. Melalui berbagai kegiatan publisitas dan promosi, contohnya dengan memanfaatan media elektronik, media massa ( mengundang media untuk peliputan , menulis siaran pers/membuat press release , membuat situs internet) atau dengan pemberian informasi langsung (pameran),  penyebaran brosur, dan lain sebagainya. Intinya dapat menunjukkan kepedulian organisasi terhadap publik.

4. Evaluasi
Ditujukan untuk melihat apakah program kegiatan yang direncanakan berjalan dengan baik ? Apakah bisa mencapai tujuan atau belum mencapai tujuan ? Bila ternyata bisa mencapai tujuan, hal itu dapat dijadikan acuan dalam menjalankan kegiatan yang sama. Bila belum, kita harus bertanya mengapa bisa demikian? Hal ini berarti ada kesalahan dari progeam atau rencana yang telah dibuat dan tugas Humas adalah bisa menentukan langkah-langkah penyempurnaan dan memperbaikinya.

Analisis Iklim Umum Sikap dan Relasi Organisasi dengan Lingkungannya

Setiap organisasi berfungsi dalam sebuah sistem sehingga ada ketergantungan antara organisasi dan keseluruhan sistem. Itu sebabnya penting untuk memahami pelbagai kecenderungan yg ada dalam organisasi, bagaimana dampak kecenderungan tsb terhadap organisasi . Di antaranya sikap publik terhadap organisasi dan terhadap bidang yang ada di dalamnya.

1. Menentukan sikap setiap kelompok terhadap organisasi
Bila sikap publik terhadap organisasi sudah diketahui maka organisasi tersebut bisa menetukan apakah dalam sikap tersebut terdapat kesalahpahaman atau kebijakan dan tindakan organisasi mana yang melahirkan opini yang tidak favourable.

2.  Analisis kondisi Opini
Analisis ini bisa jadi menunjukkan adanya ketidak senangan di kalangan publik. Analisis ini bisa membantu dalam menyusun rencana perbaikan opini yang berkembang pada berbagai publik organisasi.

3. Antisipasi masalah masalah potensial , kebutuhan atau peluang
Analisis dan survey yang dilakukan organisasi bisa memperkirakan apa yang mungkin berkembang pada sijap publik, Berdasarkan hal ini bisa disarankan atau disusunrencana tindakan yang tepat.

5. Perumusan Kebijakan
Analisis bisa saja menunjukan kebijakan organisasi yang mana yang perlu diubah untuk memperbaiki sikap kelompok publik tersebut terhadap perusahaan.

6. Perencanaan Sarana untuk memperbaiki sikap kelompok publik
Dengan mengetahui apa yang dipikirkan oleh publik terhadap organisasi dan klarifikasi kebijakan yang empengaruhi opini publik , maka tersedia dasar untuk bertindak. Tinggal menyusun program kegiatan untuk mengatasi kesalah pahaman dan mengembangkan itikat baik.

7. Pelaksanaan kegiatan yang terencana
Pada tahap ini dijalankan kegiatan yang menggunakan sarana sarana Humas seperti publisstas, iklan dan kegiatan karyawan.

8. Umpan balik, evaluasi, dan penyempurnaan
Kondisi pasti terus berubah dan Humas berfungsi memberi sumbangan sekaligus dipengaruhi perubahan. Kaarena itu penting untuk terus mengkaji publik. Tindakan ini membantu dalam menilai hasil dan mengembangkan sekaligus menyempurnakan program progran Humas.

KIAT SUKSES MENJADIKAN INTERNET SEBAGAI MEDIA PENYEBARAN INFORMASI

Dipresentasikan oleh: Hanif Fakhrurroja, S.Si
Rabu, 14 Maret 2007 pada Pertemuan Bulanan Fortamas LIPI Bandung
di UPT BPI LIPI Gedung 30 Lt.2 Ruang Serbaguna


Apakah Internet Itu?
  • Internet adalah jaringan yang terhubung dalam internet protocol (IP) secara luas mencapai seluruh dunia.
  • Internet (inter-network) adalah sejumlah jaringan fisik yang saling terhubung dengan protocol yang sama (apa saja) untuk membentuk jaringan logic, selanjutnya disebut sebagai inter-network.
  • Internet sebagai komunitas jaringan komputer yang memberikan pelayanan http (world wide web). Dibedakan dengan intranet sebagai pelayanan http untuk kalangan terbatas. Pada mulanya pembatasan pada jaring fisik, yaitu LAN, kemudian berkembang termasuk pembatasan secara logis.
  • Intranet sebagai jaringan TCP/IP untuk kalangan terbatas. Masyarakat umum mengartikan sebagai jaringan lokal (LAN) dengan pengalamatan private IP.
Apakah Web Site Itu?
  • Homepage atau web site merupakan halaman yang ditampilkan pada komputer dari suatu alamat yang terdapat di internet. Internet dapat berfungsi sebagai pasar global dan bebas yang memasarkan berbagai macam produk dan jasa.
  • Untuk memperoleh suatu informasi pada internet, pemakai cukup menghubungi suatu alamat (alamat internet) dari perusahaan yang bersangkutan pada internet, kemudian alamat tersebut akan menampilkan suatu daftar atau tampilan yang dapat memberikan informasi sesuai keinginan pemakai. Alamat internet beserta tampilan yang dikeluarkan disebut dengan homepage.
Sejarah Internet
  • Pada awal diciptakannya, jaringan komputer dimanfaatkan oleh angkatan bersenjata Amerika untuk mengembangkan senjata nuklir. Amerika khawatir jika negaranya diserang maka komunikasi menjadi lumpuh. Untuk itulah mereka mencoba komunikasi dan menukar informasi melalui jaringan komputer.
  • Setelah angkatan bersenjata Amerika, dunia pendidikan pun merasa sangat perlu mempelajari dan mengembangkan jaringan komputer. Salah satunya adalah Universitas of California at Los Angeles (UCLA). Akhirnya tahun 1970 internet banyak digunakan di unversitas-universitas di Amerika dan berkembang pesat sampai saat ini. Agar para pengguna komputer dengan merek dan tipe berlainan dapat saling berhubungan, maka para ahli membuat sebuah protokol (semacam bahasa) yang sama untuk dipakai di internet. Namanya TCP (Transmission Control Protocol, bahasa Indonesianya Protokol Pengendali Transmisi) dan IP (Internet Protocol).
  • Tahun 1989, Timothy Berners-Lee, ahli komputer dari Inggris menciptakan World Wide Web yaitu semacam program yang memungkinkan suara, gambar, film, musik ditampilkan dalam internet. Karena penemuan inilah internet menjadi lebih menarik tampilannya dan sangat bervariasi. Dahulu internet hanya dapat digunakan oleh kalangan tertentu dan dengan komponen tertentu saja. Tetapi saat ini, orang yang berada dirumah pun bisa terhubung ke internet dengan menggunakan modem dan jaringan telepon. Selain itu, Internet banyak digunakan oleh perusahaan, lembaga pendidikan, lembaga pemerintahan, lembaga militer di seluruh dunia untuk memberikan informasi kepada masyarakat.
Apa Manfaat Web Site?
  • Sebagai media promosi bagi suatu perusahaan/instansi, karena dapat dilihat secara langsung oleh pelanggan atau calon pelanggan di dalam negeri maupun luar negeri dalam kurun waktu 24 jam sehari. Memiliki homepage sangat tepat bila perusahaan/instansi anda mencari rekanan dari luar negeri, karena saat ini perusahaan di luar negeri telah menggunakan internet sebagai media informasi, promosi, komunikasi dan pengiriman data.
  • Sebagai media pemasaran, karena pelanggan dapat langsung melakukan pemesanan melalui internet sesuai dengan fasilitas yang disediakan.
  • Meningkatkan citra perusahaan di mata mitra kerja, karena memberikan fasilitas informasi yang lebih cepat, karena pada homepage anda dapat menampilkan spesfikasi produk atau jasa yang diberikan.
7 Alasan Utama Mempromosikan Hasil Penelitian dan Pengembangan Produk Melalui Internet

1. Siap Sedia 24 Jam

Tidak seperti praktek bisnis offline lainnya yang layanannya
tergantung pada hari kerja dan jam kerja.
Web site selalu siap sedia 24 jam serta bisa diakses oleh pelanggan dari mana saja dan kapan saja.

2. Menjangkau Pangsa Pasar Yang Tertarget

Melalui media informasi online,kita bisa secara efektif memasarkan bisnis berdasarkan pangsa pasar yang ditargetkan. Baik dari segi area, minat, kebutuhan pelanggan, bahasa, dan lain-lain.

3. Mengangkat Citra (Image)

Dengan memiliki sebuah web site, citra (image) kita
bisa terangkat. Walau bisnis kita tidak besar, tetapi melalui kehadiran secara online, citra bisniskita akan terangkat dibandingkan kompetitor lain dan bisa bersaing dengan perusahaan besar.

4. Biaya Pemasaran Yang Lebih Efektif dan Efisien

Pemasaran melalui internet sangat tertarget dan biaya relatif lebih rendah dibanding pemasaran offline, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pemasarannya juga lebih efektif dan efisien.

5. Memposisikan Citra Kita Di Masa Depan

Semakin hari, semakin banyak media informasi yang hadir secara online. Demikian juga kompetitor. Kalau tidak sekarang, kelak pun mereka akan menghadirkan bisnisnya melalui internet. Karena itu, kehadiran situs media informasikita di internet, setidaknya telah menolong memposisikan citra kita di masa depan.

6. Mempermudah Dalam Membangun Hubungan
Baik Dengan Pelanggan

Karena internet adalah media yang interaktif, Kita dapat dengan mudah menjalin komunikasi dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Baik itu melalui newsletter, ‘kotak saran’, survey/polling, forum,dll. Kelebihan macam-macam ‘perangkat’ Ini, Kita bisa melayani banyak pelanggan dalam satu waktu. Hal ini tentunya akan lebih menghemat waktu, tenaga dan biaya.

7. Sistem Otomatisasi Yang Responsif

Melalui sistem otomatisasi, web site kita bisa memberikan respon dengan cepat jika datang ‘pesanan’ atau permintaan informasi yang lebih lengkap dari pelanggan.
Di jaman yang serba instan ini, kecepatan layanan adalah kemutlakan.

Kiat Sukses Menjadi Pengelola Penyebaran Informasi Melalui Internet

1. Kecepatan

Dengan segala percepatan perkembangan teknologi, globalisasi, dan internet, laju perubahan pun semakin cepat dari yang pernah dibayangkan. Karena itu, kita harus bisa mengantisipasinya
dan sanggup bereaksi cepat, tapi juga penuh perhitungan.

2. Kemampuan Beradaptasi

Laju perubahan yang terjadi pada dunia internet membutuhkan bisnis yang lebih fleksibel dan adaptif dibandingkan sebelumnya. Anda harus menambah pengetahuan dan mampu menginterpretasinya, serta secara cepat merespon perubahan tersebut dimanapun
terjadinya –baik dalam teknologi dan kompetisi, juga pada pergantian pola pasar dan pembeli.

3. Eksperimen

Seorang pengelola penyebaran informasi melalui internet harus bersedia mencoba ide-ide baru di pasar yang dibidiknya. Kita tidak memiliki banyak waktu atau hanya mengandalkan “market research” yang sudah tidak up to date untuk mengevaluasi tindakan-tindakan Kita. Eksperimen dan siap bergerak cepat untuk beradaptasi dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan pasar kepada Anda.

4. Inovasi Yang Konstan

Meluncurkan produk ke pasar hanyalah sebuah permulaan. Dorongan kompetisi yang tak kenal henti dan tuntutan pasar terhadap perbaikan membuat fokus kita pada inovasi sangat penting.

5. Kolaborasi

Kita tidak bisa bekerja sendiri di pergerakan dengan kecepatan seperti saat ini. Internet memungkinkan Kita melibatkan banyak pemilik perusahaan dalam setiap langkah. Mulai dari kelahiran sebuah produk melalui riset, pembangunan produk, pengemasan, pengiriman, support dan proses perbaikan yang terus berjalan.

6. Jadilah Multidisipliner

Perusahaan dalam era ekonomi baru seperti sekarang menciptakan
solusi dengan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu seperti
teknologi, content, grafis, layanan dan hubungan. Karena itu,
seorang pengelola penyebaran informasi melalui internet yang sukses biasanya memahami berbagai disiplin il
mu.

Jumat, 23 Maret 2007

Persepsi dalam Komunikasi

Dipresentasikan oleh: Noorfiya Umniyati, A.Md.
Rabu, 14 Maret 2007 pada Pertemuan Bulanan Fortamas LIPI Bandung
di UPT BPI LIPI Gedung 30 Lt.2 Ruang Serbaguna


Persepsi sebagai Inti Komunikasi

  • “Persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna” (John Wenburg & William Wilmot)
  • “Persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada di luar sana” (Aubrey Fisher & Katherine Adam)
  • Persepsi meliputi penginderaan (sensasi) melalui alat-alat indra kita (yakni indra peraba, indra penglihat, indra pencium, indra pengecap, dan indra pendengar), atensi, dan interpretasi.
  • Sensasi merujuk kepada pesan yang dikirimkan otak lewat reseptor tubuh melalui alat indera kita.

Persepsi Sosial

Persepsi manusia terbagi dua yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia.

Persepsi terhadap manusia lebih sulit dan kompleks, karena manusia bersifat dinamis.

Proses persepsi terhadap lingkungan sosial dihadapkan pada:
  • Persepsi terhadap orang adalah melalui lambang verbal dan nonverbal. Orang lebih aktif daripada objek dan lebih sulit diramalkan.
  • Persepsi terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam( perasaan, motif, harapan, dsb)
  • Persepsi terhadap manusia dapat berubah dari waktu ke waktu karena manusia bersifat dinamis.
Manusia lebih aktif dan sulit diramalkan. Manusia juga bersifat emosional, sehingga penilaian terhadap mereka mengandung resiko.


Persepsi Berdasarkan Pengalaman

Persepsi sosial (bagaimana persepsi kita terhadap lingkungan sosial) dibedakan oleh beberapa hal salah satunya yaitu berdasarkan pengalaman kita.

Perilaku manusia terbentuk berdasarkan persepsi mereka mengenai realitas (sosial) yang telah mereka pelajari.

Persepsi manusia terhadap seseorang atau objek atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal-hal itu berdasarkan pengalaman (dan pembelajaran) masa lalu mereka berkaitan dengan orang, objek, atau kejadian serupa.

Berikut adalah contoh nyata yang melukiskan bagaimana persepsi manusia yang terlazimkan oleh pengalaman sendiri “diuji” dalam pengalaman orang (budaya) lain :

Waktu pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Barat, saya menginjak kaki seorang muda yang kelihatannya cukup seram.
Bagi saya yang berasal dari Medan, menginjak kaki dengan sengaja maupun tidak, pasti fatal akibatnya, minimal caci maki pasti kita dapatkan.
Namun saya terkejut, karena orang yang saya injak kakinya dengan tidak sengaja itu malah berkata, “Punten A, kaki saya terinjak.”
Saya heran dengan budaya disini.
Saya bertanya-tanya dalam hati, orang sini penakut atau memang terlalu ramah?

(Parsaoran Sirait, Fikom Unpad)


Persepsi Bersifat Selektif

Setiap saat kita diberondong dengan jutaan rangsangan indrawi. Bila kita harus menafsirkan setiap rangsangan tersebut, kita bisa gila. Kita belajar mengatasi kerumitan ini dengan memperhatikan sedikit saja rangsangan ini (Verderber)

Atensi kita pada suatu rangsangan merupakan faktor utama yang menetukan selektivitas kita atas rangsangan tersebut.

Atensi dipengaruhi oleh faktor-faktor internal berikut :
  • Faktor Biologis (lapar, haus, mengantuk, dsb)
  • Faktor fisiologis (tinggi, pendek, gemuk, kurus, sehat, sakit, lelah, penglihatan atau pendengaran kurang sempurna, cacat tubuh, dsb)
  • Faktor sosiobudaya seperti gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, pengahasilan, peranan, status sosial, pengalaman masa lalu, kebiasaan, dsb.
  • Faktor psikologis seperti kemauan, keinginan, motivasi, pengharapan, dsb.
Semakin besar perbedaan aspek-aspek tersebut secara antarindividu, semakin besar perbedaan persepsi mereka mengenai realitas.


Persepsi dan Pola Perilaku

Dalam berpersepsi pun kita sering tidak cermat, sehingga timbullah kesalahan dalam berpersepsi. Salah satu penyebabnya adalah asumsi atau pengharapan kita. Kita mempersepsi sesuatu atau seseorang sesuai dengan pengharapan kita.

Banyak faktor yang mempengaruhi bagaimana kita berpersepsi terhadap sesuatu, dan itu menjadi pola-pola yang terbentuk dalam perilaku sosial kita dalam kehidupan sehari-hari.