DEPKOMINFO BAGIKAN SOFTWARE GRATIS UNTUK BLOKIR SITUS PORNO
Diposting oleh Sugiono
FORUM PRANATA HUMAS LIPI
DEPKOMINFO BAGIKAN SOFTWARE GRATIS UNTUK BLOKIR SITUS PORNO
Diposting oleh Sugiono
Diposting oleh Fortamas LIPI di 14.08 0 komentar
Herudi Kartowisastro, Penggiat Kawakan Olahraga Dirgantara
Majalah Angkasa No 12, September 1999 menulis, Herudi dan Hertriono menguasai segala macam olahraga dirgantara yakni aeromodelling, terbang layang,
Herudi yang dilahirkan tahun 1940 di Yogyakarta itu sudah bergiat di bidang kedirgantaraan sejak bersekolah di sebuah sekolah menengah atas di
Herudi kemudian terjun di bidang terbang layang tahun 1963. Setelah puluhan
Sembari menekuni hobi, karier Herudi sebagai pelayan negara juga terus menanjak.
Diposting : oleh Sugiono
Diposting oleh Fortamas LIPI di 14.35 0 komentar
DEPKOMINFO – I G A D D KERJA SAMA PENGEMBANGAN INTERNET
"Kita akan membuat `blue print` bersama Depkominfo untuk penetrasi akses `broadband` di Indonesia," kata Direktur Institute for Democratiozation and Sosialisation of Technology The Habibie Center (IDST THC) Ilham Akbar Habibie mewakili IGADD dalam jumpa pers yang didamping Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Muhammad Nuh di kantor Depkominfo Jakarta, Rabu.
Pembuatan cetak biru tersebut merupakan salah satu poin kerjsama IGADD dengan Depkominfo yang tertuang dalam nota kesepahaman bersama (MoU) yang ditandangani oleh Menkominfo dengan Ilham Habibie mewakili IGADD pada 6 Februari 2008 silam di Depkominfo
Ilham mengatakan kerjasama tersebut mempunyai target utama meningkatkan penetrasi akses internet pita lebar (broadband) berkecepatan tinggi di dari sekitar satu persen menajdi 20 persen pada 2012.
Ia menjelaskan upaya yang dilakukan bersama nantinya tidak hanya pada percepatan penetrasi pemakaian internet, tetapi juga terkait dengan tarif akses internet yang lebih terjangkau dan pemerataan akses internet ke daerah rural.
Ilham mengatakan IGADD juga ingin agar dapat mempromosikan potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)-nya dengan tidak hanya menjadi konsumen akan tetapi juga bisa menjadi produsen produk-produk TIK.
"Kita akan membentuk `link and match` dengan investor dari luar negeri untuk produk-produk dalam negeri atau produk yang mempunyai konten lokal tinggi. IGADD akan memfasilitasi untuk mencari peluang itu," kata Direktur IDST THC itu.
IGADD, lanjut putra mantan presiden BJ Habibie itu, tidak memperdulikan teknologi telekomunikasi yang digunakan, akan tetapi lebih memfokuskan pada tujuannya yaitu pengembangan infrastruktur dan aplikasi telekomunikasi yang mudah dan dapat mendorong masyarakat untuk maju.
Lebih lanjut kerjasama Depkominfo dan IGADD meliputi penyelenggaran riset, seminar dan penulisan laporan yang mempertimbangkan inovasi teknologi, finansial, dan kebijakan publik yang mampu menarik minat investor untuk mendukung tearget 20 persen masyarakat Indonesia pengguna pita lebar pada 2012.
IGADD maupun Depkominfo juga berencana melakukan aktivitas promosi atau publikasi yang bertujuan mendapat dukungan dari masyarakat secara keseluruhan, yang diharapkan dapat mendorong kepercayaan investor agar mendukung investasi di bidang telekomunikasi.
Sedangkan Menkominfo mendukung apa yang menjadi tujuan dari IGADD karena sesuai dengan tujuan dari departemennya yaitu mewujudkan masyarakat informasi yang sejahtera.
Nuh mengatakan pemerintah juga mendukung penggunaan berbagai macam teknologi telekomunikasi yang berkembang di dan juga mendukung pengembangan teknologi telekomunikasi dalam negeri seperti Wimax.
"Keragaman teknologi telekomunikasi sangat diperlukan, bukan hanya wimax, saja karena penduduk Indonesia sangat banyak," kata Menkominfo.
IGADD merupakan sebuah koalisi institusi dan akademisi yaitu IDST The Habibie Center, Institut Teknologi Bandung dan DigitalDivide.org yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan digital di Indonesia dengan strategi "Meaningful Broadband"
Untuk mencapai tujuan itu, ITB sebagai anggota IGADD akan memperkenalkan IGADD ke dunia pendidikan tinggi melalui Forum Rektor yang diselenggarakan pada 18 maret 2008, sedangkan DigitalDivide.org akan membangun situs komunitas interaktif untuk menjaring partisipasi mahasiswa dan alumni Indonesia dalam formulasi IGADD.
Diposting oleh Sugiono
Diposting oleh Fortamas LIPI di 14.22 0 komentar
Jumat, 22 Februari 2008
Oleh Nawa Tunggal
Di tengah ketidakmampuan menjangkau teknologi tinggi, tindakan sebatas memodifikasi kendaraan supaya lebih irit bahan bakar fosil pun berarti turut andil dalam mengurangi percepatan pemanasan global. Teknologi sarana transportasi di negara maju sudah jauh berkembang dan kita di
Teknologi bahan bakar di negara-negara maju sudah sampai pada tingkat menggunakan bahan bakar hidrogen dengan limbah senyawa air murni. Air murni ini turut menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca—gas penyebab pemanasan global.
Saat ini para produsen otomotif sudah berusaha menyempurnakan tipe-tipe kendaraan agar semakin hemat dalam konsumsi bensin atau solar. Penggabungan atau hibrid dengan baterai penyimpan listrik juga sudah dilakukan.
Pada konteks mengurangi percepatan pemanasan global, pengganti bahan bakar minyak dari fosil dengan bahan bakar nabati terus diupayakan.
Namun, berpijak pada kenyataan bahwa sarana transportasi yang paling banyak digunakan masih memakai bahan bakar dari fosil—bensin dan solar—maka pengembangan teknologi penghemat bahan bakar fosil tidaklah berlebihan.
Pembakaran bahan bakar minyak dari fosil menghasilkan gas karbondioksida (CO2). Gas ini sudah tidak bisa lagi sekadar dimaknai sebagai salah satu polutan udara. Sebab, gas ini termasuk paling dominan dalam menimbulkan efek gas rumah kaca (GRK) yang terperangkap di lapisan troposfer atmosfer.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang beranggotakan sekitar 3.000 ilmuwan dunia mencatat, konsentrasi CO2 di atmosfer menunjukkan laju percepatan paling tinggi setelah meninggalkan masa praindustri tahun 1900-an.
Data konsentrasi CO2 sebelum masa industri sebesar 278 parts per million/ppm dan pada tahun 2005 mencapai 379 ppm.
Selama 100 tahun terakhir (1906-2005), menurut IPCC, terjadi kenaikan temperatur permukaan bumi rata-rata sebesar 0,74° Celsius. Diproyeksikan, rata-rata kenaikan per dekade 0,2° Celsius.
Proyeksi IPCC itu tanpa menyertakan skenario pengurangan emisi GRK.
Radiasi matahari menembus lapisan atmosfer ke permukaan bumi, efek GRK mengubah gelombang pendek radiasi matahari menjadi gelombang yang lebih panjang. Gelombang panjang ini terhalang GRK sehingga tak dapat dipantulkan lagi ke luar angkasa sehingga menyebabkan permukaan bumi memanas. Fenomena memanasnya permukaan bumi ini disebut pemanasan global (global warming).
Akibat pemanasan global, IPCC menengarai, tutupan gletser (daratan salju) abad XX di belahan bumi utara sudah berkurang 7 persen. Gletser mencair dan permukaan laut pun meningkat 17 cm seabad terakhir.
Optimalisasi pembakaran
Pengurangan produksi CO2menjadi kunci mengatasi percepatan pemanasan global. Salah satu hal yang bisa mengurangi percepatan peningkatan temperatur permukaan bumi adalah dengan melakukan optimalisasi bahan bakar minyak dari fosil atau penghematan.
Salah satu teknologi penghematan bahan bakar fosil ini contohnya yang dikembangkan Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Instrumentasi (UPT BPI) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Peralatan yang diberi nama EFT (Electric Fuel Treatment) sudah diproduksi dan didaftarkan patennya dan sudah diekspor ke
”Optimalisasi pembakaran dengan EFT mampu mengurangi emisi atau gas buang pada kendaraan sebesar 15 persen,” kata perekayasa EFT, Hariyadi, dari UPT BPI LIPI yang berkantor di Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/2). Menurut dia, EFT yang diciptakan pada 2004 itu menggunakan prinsip intervensi bahan bakar dengan frekuensi dari metode Larmor. Frekuensi ini mampu meresonansi unsur C (carbon) dan H (hidrogen) yang mengalir dari tangki menuju ruang pembakaran di karburator.
Kandungan C dan H yang sudah terpengaruh frekuensi itu memungkinkan terjadi optimalisasi pembakaran. Hasil uji coba menunjukkan sekitar 15 persen emisi gas buang berkurang akibat pembakaran lebih sempurna.
Dari optimalisasi pembakaran, mesin semakin efisien. Dari hasil uji coba sepeda motor Honda Supra saat dipasang EFT seharga Rp 150.000, dapat menjangkau jarak 62 kilometer (km) dari sebelumnya tanpa EFT hanya mencapai 50 km.
Uji coba juga dilakukan pada mobil Honda Grand Civic berdaya jangkau 11 km/lt, setelah dipasang EFT menjadi 16 km/lt. Uji coba lainnya, pada mobil Isuzu Panther dengan bahan bakar solar, ketika dipasang EFT dapat menempuh 14 km. Saat tanpa EFT jenis mobil yang sama hanya bisa menjangkau 10 km/lt. Tambahan tenaga mencapai 3,6 tenaga kuda (HP).
Kota Jakarta dengan kondisi sistem transportasi yang makin macet dan makin semrawut, kini seraya menunggu perbaikan Pola Transportasi Makro dengan bus transjakarta atau monorel yang tak kunjung selesai, mungkin memodifikasi kendaraan pribadi supaya lebih irit menjadi solusinya. Setidaknya, ini bisa mengurangi percepatan pemanasan global....
Diambil dari : klikdiksos.blogspot.com/2008/02/green-festival, ditulis oleh Nawa Tunggal
Diposting oleh : Sugiono
Diposting oleh Fortamas LIPI di 19.59 0 komentar
Cilacap merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang mempunyai resiko terkena bencana khususnya tsunami. Hal ini diakibatkan oleh letak geografis Kabupaten Cilacap yang berbatasan dengan samudera
Pada penelitian yang dilakukan oleh Herryal dkk menggunakan questioner, dimana questioner tersebut dibagikan kepada responden sebanyak 1000 responden. Ke-1000 responden tersebut tersebar di 10 desa, dimana mencakup 5 kecamatan. Desa-desa dan kecamatan dimaksud adalah :
Kecamatan Cilacap Selatan meliputi desa-desa Tegal Kamulyan, Cilacap dan Tegal Reja
Kecamatan Cilacap Tengah meliptui desa-desa Donan dan Gunung simping
Kecamatan Cilacap Utara meliputi desa-desa Mertasinga dan Gumilir
| Luas Wilayah (KM²) | Jumlah Penduduk | Kepadatan Penduduk (Jiwa/(KM²) |
Tambakreja | 1,560 | 22.280 | 14.282 |
Tegalreja | 1,590 | 13.426 | 8.444 |
Sidakaya | 1,310 | 12.036 | 9.188 |
Cilacap | 1,710 | 15.904 | 9.301 |
Tegal Kamulyan | 2,940 | 13.514 | 4.597 |
Jumlah | 9,110 | 77.160 | 8.470 |
Sumber Cilacap Selatan dalam angka, 2005
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk di kecamatan Cilacap Tengah dirinci menurut Kelurahan tahun 2005.
| Luas Wilayah (KM²) | Jumlah Penduduk | Kepadatan Penduduk (Jiwa/(KM²) |
Kutawaru | 8,44 | 9.834 | 1.165 |
Lomanis | 3,62 | 4.859 | 1.342 |
Donan | 4,55 | 24.403 | 5.363 |
Sidanegara | 3,38 | 30.204 | 8.936 |
Gunung Simping | 2,17 | 14.286 | 6.583 |
Jumlah | 22.16 | 83.586 | 3.772 |
Sumber : Cilacap Tengan dalam Angka, tahun 2005.
Desa | Luas Wilayah | Jumlah | Kepadatan Penduduk |
Village | [Km2] | Penduduk | (Jiwa/Km2] |
| | | |
Kebon Manis | 1,99 | 10.117 | 5.084 |
Gumilir | 3,36 | 13.687 | 4.074 |
Mertasinga | 4,93 | 15.171 | 3.077 |
Tritih Kulon | 5,03 | 16.025 | 3.186 |
Karang Talun | 3,53 | 10.666 | 3.022 |
Jumlah | 8,84 | 65.666 | 3.485 |
Sumber : Cilacap Utara dalam Angka, 2005.
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk di Kecamatan Adipala menurut Kelurahan tahun 2005.
Desa | Luas Wilayah | Jumlah | Kepadatan Penduduk |
Villages | [Km2] | Penduduk | [Jiwa/Km2] |
| | | |
Gombol Harjo | 1,80 | 2.864 | 1.591 |
Wlahar | 2,92 | 4.226 | 1.447 |
Bunton | 5,02 | 5.469 | 1.089 |
Karanganyar | 2,45 | 3.322 | 1.356 |
Karang Benda | 4,49 | 2.669 | 594 |
Pedasong | 1,88 | 1.762 | 937 |
Glempang Pasir | 7,07 | 6.766 | 957 |
Welahan Wetan | 5,82 | 5.899 | 1.014 |
Adiraja | 5,04 | 5.623 | 1.116 |
Adireja Wetan | 2,95 | 3.122 | 1.058 |
Adireja Kulon | 1,33 | 1.462 | 1.099 |
Adipala | 4,48 | 11.603 | 2.590 |
Penggalang | 4,08 | 7.938 | 1.946 |
Karangsari | 3,51 | 6.204 | 1.768 |
Kalikudi | 3,81 | 5.874 | 1.542 |
Doplang | 4,54 | 4.778 | 1.052 |
Jumlah | 61,19 | 79.581 | 1.301 |
Sumber : Kecamatan Adipala dalam Angka, 2005
Secara topografi daerah Kabupaten Cilacap, khsusunya di daerah ibukota kabupaten relatif datar dimana ketinggiannya tidak lebih dari 5 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan pengalaman tahun 2006 yang lalu dimana tinggi gelombang tsunami melebihi 3 meter dengan kecepatan yang relatif tinggi. Jadi apabila terjadi tsunami dengan pusat gempa di timur laut Cilacap, maka pada daerah perkotaan diperkirakan akan terendam. Mengingat jumlah penduduk dan juga industri yang banyak mempekerjakan karyawan terletak di daerah perkotaan, maka diperkirakan pada daerah ini akan banyak terjadi korban jiwa. Disamping itu juga tidak menutup kemungkinan terjadinya bahaya sekunder yang diakibatkan oleh rusaknya sarana yang ada di pabrik-pabrik tersebut. Dari bahaya sekunder ini selain dapat merenggut korban jiwa juga dapat mengakibatkan lumpuhnya perekonomian baik perekonomian lokal maupun nasional mengingat di daerah ini berdiri industri-industri strategis seperti pabrik semen, kilang minyak dan sebagainya.
Untuk mengurangi jatuhnya korban, maka harus ada upaya dari pemerintah agar masyarakat lebih waspada. Salah satu caranya adalah dengan memberikan pendidikan (sosialisasi) kepada masyarakat khususnya pada daerah-daerah yang beresiko tinggi terhadap tsunami agar masyarakat mengetahui tanda-tanda tsunami, upaya-upaya yang harus dilakukan, sosialisasi tempat evakuasi dan juga rute evakuasi.
Mengingat di daerah Cilacap daerah yang tinggi ( lebih dari 10 meter di atas permukaan laut) hanya terdapat daerah sekitar lapangan terbang ”Tunggul Wulung”, dimana jarak lurus dari pantai sekitar 10 Km, maka perlu adanya sosialisasi tempat evakuasi ini. Jarak yang jauh ini rasanya akan sulit dijangkau oleh masyarkat apalagi dalam keadaan yang panik. Oleh karena itu perlu kiranya dibuat shelter-shelter yang berfungsi untuk menampung sementara para korban sebelum sampai pada titik evakuasi terakhir. Dari shelter-shelter ini korban dapat diangkut menggunakan kendaraan ke tempat yang lebih aman yang atelah ditentukan oleh pemerintah. Untuk keperluan ini telah dibuat usulan rute dan shelter-shelter yang harus disediakan seperti pada gambar 2.
Gambar 2. Usulan Rute Evakuasi dan Shelter
Diposting oleh Fortamas LIPI di 23.24 0 komentar
[
"Alamat situsnya www.rt-net-kapelima.com," kata Dhanang Widijawan, Ketua RT 05/RW 13, Desa Jatiendah, di Bandung, Kamis (27/12). Data curah hujan yang dihitung dengan alat tersebut dapat membantu Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) mengamati curah hujan secara langsung di daerahnya. Manfaat lainnya bisa diakses setiap waktu.
Kerja sama ini merupakan upaya dari empat pihak, LIPI, Kecamatan Cilengkrang, Politeknik Pos Indonesia, dan komunitas RT-Net-Kapelima.Com, yang mengembangkan jaringan internet di wilayah tempat tinggalnya.
Sugiono, juru bicara Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI mengatakan, kawasan tersebut dipilih sebagai tempat uji coba produknya karena sudah terakses dengan jaringan internet. "Sebelumnya, data-data curah hujan belum bisa diakses secara real time (langsung)," katanya.
Dengan adanya sensor curah hujan tersebut, pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengetahui banyaknya curah hujan yang terjadi setiap waktu. Data curah hujan yang dihasilkan secara otomatis dari sensor tersebut bisa dikirimkan langsung secara on-line melalui jaringan internet.
LIPI sudah memasang alat serupa di Cirata, Bili-bili. Tapi, alat yang sudah terpasang itu masih menggunakan radio telemetring buatan Jepang. "Peranti lunaknya buatan
Dia berharap, akses data secara on-line ini bisa membantu lembaga seperti Departemen Pekerjaan Umum (PU) dan juga Departemen Pertanian.
Dicontohkan, bila curah hujan di satu daerah melebihi 50 milimeter per harinya maka Departemen PU bisa memperkirakan seperti apa level airnya di daerah tersebut. Untuk Departemen Pertanian, data curah hujan bisa membantu dalam penentuan jenis tanaman dan masa tanam yang paling baik. Ini memang harus jadi kerja sama terkait. Uji coba ini paling baik
Kemampuan resapan air tanah, temperatur, kelembapan, dan angin bisa ditumpangkan pada alat ini. Sekarang baru mengukur curah hujan, katanya.
Keterlibatan komunitas RT-Net-Kapelima.Com, kata Dhanang, berawal dari kebutuhan akan informasi yang efisien dari masyarakat. "Kami menggunakan jasa operator internet untuk akses internet. Tapi itu dikembangkan oleh kami lewat manajemen jaringan, sehingga masyarakat yang lain bisa ikut mengakses internet," katanya.
Dia berharap ke depannya, masyarakat di sekitarnya tidak hanya mampu mengenal internet, tapi juga bisa mengembangkan layanan yang ada. Misalnya, belajar lewat dunia maya, membuat kartu tanda penduduk, dan kartu keluarga secara on-line.
"Kami juga ingin agar para petani di sini bisa memasarkan produknya secara on-line. Karena dengan jaringan yang ada, kita bisa juga menyaksikan siaran televisi, telepon, sampai mengirim pesan singkat dengan biaya yang lebih murah. Malah bisa gratis," katanya. [153]
Last modified:
Diposting oleh Fortamas LIPI di 20.08 0 komentar
Diposting oleh Fortamas LIPI di 19.45 0 komentar
Forum Pranata Humas Lembaga Ilmu Pengetahuan
TV-One MENJENGUK FORTAMAS LIPI
Kegiatan Fortamas yang sebarengan, dalam rangka mempromosikan hasil penelitian (kawasan LIPI Bandung; red) BKPI dengan Ibu Neni, Ibu Heni, Ibu Siwi dan Pak Sobari menggiring Crew TV-One meliput : APCH dengan software pengukuran berbasis IGOS di kantor Kecamatan Cilengkrang, Jarum suntik dan EFT dari BPI-LIPI, Serat anti peluru dan Bio toilet dari Puslit Kimia.
Kegiatan peliputan ini akan tayang dalam acara Ide Gila TV-One pada setiap jam 12.30 s.d 13.00 setiap hari minggu. Insya Allah ide-ide yang lain nya dari para peneliti akan kami bantu untuk di promosikan.
Diposting oleh sugiono
Kiprah Fortamas LIPI sampai ke Km 17, Soreang Kantor Kabupaten
FORUM KOMUNIKASI LITBANG AU 2007 DI
Puji sukur kita Panjatkan Kehadirat Tuhan YME karena
Dari Fortamas LIPI Bandung berkesempatan untuk mempresentasikan profil LIPI pada Forkom LITBANGAU, sebagai perwakilan di hadiri oleh : Ir. Tri, A, Ir. Sugiono, Mustari T.A Amd, Nanan Sumarna. Dari hasil diskusi LIPI sangatlah berperan dalam peningkatan koordinasi dalam penelitian dan penerapan iptek.
Data Curah Hujan Bisa Diakses Secara Umum |
CILENGKRANG, (GM).-
Kerja sama akses data-data curah hujan ditandatangani di Kantor Kec. Cilengkrang, Kab.
"Data curah hujan dari alat pengukur curah hujan (APCH) produksi LIPI yang ditempatkan di halaman Kantor Kec. Cilengkrang, bisa diakses secara on-line pada situs www.rt-net-kapelima.com. Manfaat dari APCH on-line antara lain untuk memudahkan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) dalam mengamati curah hujan secara on-line di setiap daerah," kata Sekretaris Humas Poltekpos, Dhanang Widijawan kepada wartawan di sela-sela kegiatan.
Danang menjelaskan, APCH merupakan alat untuk mengukur curah hujan yang terjadi pada suatu daerah. Alat itu, katanya, mengacu pada standar World Meteorological Organization (WMO). "APCH on-line dapat dikembangkan menjadi sistem informasi monitoring banjir, kelembabanudara, dan temperatur," ujarnya.
Ia menambahkan, tersedianya infrastruktur dan akses internet di Kec. Cilengkrang diselenggarakan oleh komunitas warga RT 05/RW 13 Desa Jatiendah, Kec. Cilengkrang. "Adanya www.rt-net-kapelima.com muncul secara bottom up dan inisiatif warga," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pengembangan Instrumentasi (BPI) LIPI, Adi Santoso mengungkapkan, pengaksesan data curah hujan yang dilakukan melalui internet, merupakan terobosan yang dilakukan di Indonesia. Selama ini, katanya, data yang diperoleh dari APCH disebarluaskan melalui radio.
"Dengan menggunakan internet, data curah hujan bisa diperoleh dengan cepat dan praktis. Data curah hujan yang diperoleh dari APCH bisa langsung dihubungkan ke jaringan internet," ujarnya.
Dikatakannya, di samping untuk mengukur kapasitas air, alat itu juga bermanfaat untuk warning system. Untuk daerah rawan banjir seperti
Nanan Sumarna dari Forum Pranata Humas LIPI, mengatakan, APCH bisa digunakan dalam radius 30 kilometer. "Idealnya, setiap kecamatan memiliki 1 APCH," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Kec. Cilengkrang, A. Koswara mengatakan, penetapan Kec. Cilengkrang sebagai tempat uji coba sangat bermanfaat. (B.80)**
Dari Sumber Koran Galamedia, tgl 29/12/2007 dan diposting oleh Sugiono